Saturday, May 30, 2015

Kankerku Sudah Menyebar

Sejak kontrol tgl 29 Agustus 2014, aku memang tidak pernah kontrol lagi. Mungkin karena mulai timbul perasaan bosan, ditambah keyakinan kalau sudah sembuh berdasarkan yang disampaikan pak Warsito bahwa kankerku sudah tidak ganas.

Ketika aku mulai merasa sering 'kemeng' dibagian payudara kiri dan ketiak kiri, aku teringat pengantar untuk USG dari klinik.  Kebetulan mengantar bapak untuk rontgen tulang leher, sekalian aja aku USG payudara.
Seperti aku pernah cerita, hasilnya ada benjolan yang 'bukan tumor bukan kanker' dan 4 kista disekitarnya.

Tgl 10 Mei 2015 kami harus ke Jakarta karena ada acara keluarga. Sekalian aku mau kontrol ke p Warsito, besoknya.
Berangkat pk. 5.30 berharap ga kena macet, toh Jakarta tetep macet. 2 jam perjalanan akhirnya kami sampai di klinik. Setelah ambil nomor antri, kami mencari sarapan.
Pk.9 klinik buka, lalu aku registrasi ulang, bayar administrasi, masukin rompi untuk dicek, acara selanjutnya adalah menunggu.
Supaya ga nunggu terlalu lama, kebiasaanku, aku pura2 membuka pintu ruangan sekedar melihat apakah ada petugas atau belum. Biasanya kalau petugas sudah diruangan, aku segera dipanggil. Trik hehee......

Ketika masuk ruang scanning, aku sampaikan kalau hasil USG ada 4 kista. Akhirnya mereka men-scan ketiak kiriku. 
"Kita periksa sekalian ya bu...." kata petugas dengan ramah.

Selesai scanning, aku harus menunggu lagi untuk konsultasi. Dan itu lamaa......
Trik dimulai.....buka pintu.....ternyata sudah ada beberapa petugas.  Anehnya tetep aja aku ga dipanggil-panggil.
Ternyata oh ternyata.....namaku dipanggil tapi di ruang konsultasi yg lain. Yeachh....

Di ruangan ada mas Roni sebagai konsultan medis. Beliau menjelaskan hasil diagnose pencitraan alat scanning.  
Bahwa.....kankerku semakin ganas.
Bahwa.....kankerku menjalar ke ketiak.


Volume  kanker saat ini  9,7 % atau 25,41 cm3.....naik dr dulunya 2.9 % atau 7,68 cm3
Aktifitas atau keganasannya dari 0,094 saat ini menjadi 0,188.
Sedangkan kanker diketiak volumenya 6,38 % atau 16,71 cm3 dengan indeks aktifitas 0,125
Lumayan shock. Aku hanya mendengarkan penjelasan mas Roni.

Tapi yg paling sedih, ketika mas Roni bilang untuk menjaga emosi, bapak menimpali....'Itu yg susah mas. Tiap hari marah".....
Seolah-olah kanker ini adalah ganjaran akibat kesalahanku sendiri. Jujur sampai detik ini, kata-kata itu masih terngiang dan menyakitkan. Tapi biarlah, Allah Maha Tahu apa yg sebenarnya terjadi. Kalaupun aku yg salah, semoga Allah mengampuni dosaku.

Sejak pulang dari klinik, sebetulnya perasaanku ga karuan. DOWN.
Tapi aku berusaha tampak biasa aja.
Bahkan ketika bapak menyinggung akan membawa aku berobat ke Singapore, aku juga tidak terlalu antusias. 

Ya, setelah ada pembicaraan, bapak memutuskan kami akan berobat ke Singapore. Uang simpanan yg harusnya untuk pos lain, dialihkan untuk ke Singapore.
Sebelum ke Jakarta pun kami sempatkan ke Bandung untuk minta tolong dibantu oleh perwakilan SGH.
Tapi ketika mereka sudah akan menjadwalkan, dokter disana akan melakukan mammo dan biopsi lalu operasi total. Perkiraan biaya juga disampaikan, termasuk jika kami ingin melakukan rekontruksi payudara.
Dengan tegas aku bilang, TIDAK  MAU.
Karena awalnya rencana ke Singapore adalah untuk melakukan Petscan untuk mengetahui penyebaran kankerku saja. Sedangkan tindakan pengobatan, aku pengennya disini. Skalian memanfaatkan BPJSnya pak Jokowi hehee.....
Aku bilang, ' Disini pun kalau dokter meminta aku untuk mammo atau biopsi, aku akan menolak" 
Sakitnya itu......

Akhirnya aku hanya konsentrasi mengunakan rompi.
Oh yaa....kali ini aku diharuskan memakai 2 rompi sekaligus. Tahu rasanya? Badan seperti dihimpit beton.
Selama 4 hari.....2x2 jam pakai doble rompi....2x2 jam pakai single rompi.....Dan akibatnya, badanku serasa remuk redam. Dipakai gerak/kerja sedikit, aku akan tersengal-sengal. Ga kuat, dan harus istirahat.
Sayangnya aku ga pinter mengekspresikan sakitnya.  Sehingga seisi rumah ga sadar kalau sebetulnya aku kepayahan.
3 hari off dengan rompi, aku gunakan untuk memakai korset untuk tulang belakang, untuk mengurangi rasa linu dikaki kananku akibat tulang belakangku yg bermasalah. Linu yg sudah berbulan-bulan, pun seisi rumah tidak sadar dengan kesakitanku.
Dimana ya tempat belajar untuk bilang sakit.............

Tapi aku bersyukur, sampai detik ini berat badanku tidak menurun. Malah cenderung naik. Karena setiap memakai rompi, aku diwajibkan makan dulu. Asyik kan.....sehari makan 4x.....padahal biasanya aku hanya makan nasi sehari sekali.
Batas berat badan biasanya 60kg, diatas itu aku akan berusaha untuk menurunkan. Sekarang sudah diatas 70kg, dan aku hanya bisa bilang ALHAMDULILLAH.

Hari-hari aku merasakan badan yg selalu kecapaian. Tulangku rasanya rapuh. Kaki setiap saat terasa linu, mungkin terlalu berat menahan beban badanku yg over weight.
Mulai kehilangan nafsu makan, aku akalin dengan lauk yg agak pedas. Oh iya, kakakku membelikan suplemen jus kulit manggis dan daun sirsak, lumayan menambah energi.
Mulai susah tidur. Selalu merasakan sakit dibadan, bahkan ketika tidur. Tapi aku berusaha sering tidur, karena memang badan rasanya capek banget.

Pekerjaan rumah mulai aku alihkan. Kalau mencuci aku dibantu mesin cuci, urusan seterika aku alihkan ke laundry depan rumah. Kecuali pakaian dalam lo.
Masak yg biasanya dibantu bapak, aku alihkan ke catering depan rumah, supaya bapak tetep bisa melakukan kegiatan kesukaan beliau seperti olahraga, bersepeda atau menanam sayuran di tembok rumah kami. Dan aku ga harus merasa sungkan karena bapak yg sering turun ke dapur.
Sayangnya aku belum bisa ketemu orang yg bisa bantu bersih-bersih rumah.
Terpaksa kami harus toleran, rumah ga serapi biasanya. 

Aku sempat mengutarakan ke bapak, rencana untuk membuang benjolan ini, pada saat sudah mengecil/jinak. Aku ga pengen, ketika sudah mengecil lalu tiba-tiba membesar lagi. 
Bapak yg biasanya ga setuju untuk dioperasi, kali ini manggut-manggut.
Tapi entahlah.....terserah Allah aja yg mengatur.
LAHAULA  WALAQUWWATA  ILLABILLAAH......