Wednesday, July 20, 2016

Cairan Infus, Luka Terbuka dan Benjolan

Ketika anak cowokku mengeluhkan tentang kakinya, aku segera memeriksa. Astaghfirulloh......beberapa titik merah disekitar jari kakinya.
Koq bisa gini....itu kalimat pertama yang terlontar dari mulutku.
Tapi sudahlah.  Sekarang yang pernting harus diapakan luka2 tersebut agar sembuh.

Anakku minta diantar ke dokter. Tapi karena hari sabtu dan sudah malam, pasti dokter ngga praktek. Besuk hari minggu pula.
Iseng2 aku coba browsing.

Ehh....ketemu sebuah artikel. Seorang bapak bercerita tentang luka terbuka yang diobati dengan betadine tapi tidak kunjung sembuh bahkan mulai bernanah. Beliau enggan ke dokter, karena pasti perlu beberapa kali kunjungan. Dan pasti menghabiskan biaya yang tidak sedikit.
Aku lupa, apakah beliau memang punya pengetahuan tentang farmasi ataukah hasil konsultasi beliau dengan temannya. Akhirnya beliau mengkompres luka tersebut dengan air infus 15 menit 2x sehari. Beliau juga meminum obat antibiotik yang dibeli di apotik.
Hasilnya....setelah 2 hari luka mengering dan mulai menutup. 

Haa....kayaknya ini perlu dicoba. Lalu aku ke apotik untuk membeli air infus seharga 6rb plus obat antibiotik sesuai saran apoteker.
Sesaat disimpan di kulkas, anakku lalu mengompres luka2nya dengan air infus tersebut. Kapas dibasahi lalu ditempel dilukanya. Tapi dia tidak mau meminum obatnya. Ya sudahlah.....
Sehari....luka mulai mengering.  Setelah hari kedua, lukanya bener2 mengering dan mulai menutup.  Beberapa hari kemudian luka2nya sudah sembuh total.  
Tanpa obat.  Tanpa salep.
Alhamdulillah.....

Tiba2 aku teringat.
Dulu aku pernah disarankan untuk mengompres benjolan di payudara kiriku yang membandel tidak mau hilang meskipun sudah dinyatakan tidak ganas. Idealnya, benjolan atau sisa sel kanker yang mati akan keluar bersama keringat, kencing maupun ketika BAB. Dan proses tersebut ditandai dengan bau yang menyengat.
Nah....pada kasusku, sisa sel tersebut tidak bisa keluar dengan sempurna. Mungkin aku kurang banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi. Maka jadilah benjolan yang ngga hilang2.

Teringat pesan tersebut, dan melihat hasil pengobatan luka anakku, aku mencoba untuk mengompres benjolan tersebut dengan air infus yg aku simpan di kulkas.
Ternyata...kembali aku terkejut melihat hasilnya.
Subhanallah.....
Benjolan yang selama ini ngga hilang, menjadi mengecil. Padahal aku tidak memakai rompi.  Hanya mengompresnya setiap mau tidur.

Dengan semangat aku menulis ini. Tapi sayang, aku browsing untuk mencari artikel bapak tersebut, tidak berhasil menemukan kembali. Padahal aku ingin menyertakan dalam tulisan ini. Dan ingin mengucapkan terima kasih atas informasi yang telah dibagi. 
Aku mengirimkan doa buat bapak yang aku lupa namanya juga blognya ( tapi Allah Maha Tahu) semoga beliau selalu dalam pertolonganNYA....selalu dalam lindunganNYA. Aamiin,

Silakan yang membaca tulisan ini mencobanya, jika punya kasus seperti kami.
Semoga Allah memudahkan urusan kita.

Sunday, June 5, 2016

Benjolan di Mulut


Dulu sekali, aku pernah mengalami. Sebuah benjolan muncul di langit-langit mulut. Benjolan kecil.
Tapi karena posisi di mulut, setiap saat terutama saat makan, sangat mengganggu.
Tentu ada rasa khawatir.
Lalu berusaha mencari tau melalui internet. Dan informasi yg didapat semakin membuat ketakutan.
Kanker mulut.....


Kalau sudah khawatir, aku selalu mencoba pasrah.
Selain berdoa, aku selalu dzikir. Istighfar.
Pasti sakit ini timbul bukan tanpa sebab. Pasti ada kesalahanku. Maka istighfar. Berharap Allah mengampuni dosa-dosaku.
Selanjutnya tentu ingin diringankan sakitnya. Atau diangkat sakitnya. Terserah mana yg terbaik menurutNYA.
Lalu mencoba mencari hikmahnya. Sakit ini harus ada manfaatnya. Tidak boleh sia-sia.

Setelah hati mulai tenang. Bisa menerima keberadaan si benjolan. Baru cari informasi, bagaimana cara penyembuhannya.
Waktu itu aku pakai pasta gigi herbal. Dioles setiap mandi, sebelum sikat gigi. Dan alhamdulillah benjolannya menghilang.


Nah...kali ini benjolan muncul kembali.
Dengan yakinnya aku mengulang pengalaman yg dulu. Mengolesi benjolan tersebut dengan pasta gigi herbal.
Tapi apa yg terjadi....benjolan semakin membesar dan mengeras. Kadang timbul rasa agak perih, terutama kalau makan makanan yg agak keras.

Lalu aku mencoba konsultasi dengan teman, seorang dokter.
Tidak mendapat informasi yg memuaskan. Dia hanya menyarankan ke dokter gigi atau ke dokter bedah mulut sekalian.
Meskipun aku punya BPJS, aku memutuskan periksa langsung ke rumah sakit. Karena aku ngga mau ditangani di Puskesmas. Mohon maaf.......setiap kali gigiku ditambal di Puskesmas, baru sehari tambalan sudah copot.
Makanya, masalah yg lebih pelik kayak benjolan ini, aku ngga mau ambil resiko untuk berobat ke Puskesmas.


Jadilah aku ke rumah sakit.
Periksa ke dokter gigi. Setelah diperiksa, dokter bilang bahwa dari beberapa gigiku yg ditambal atau yg dibungkus ini ada yg infeksi. Dan infeksinya nembus ke langit-langit mulut.
Lalu dokter mulai mengetuk2 gigi-gigiku untuk mencari tau gigi mana yg infeksi,
Setelah yakin posisi gigi yg infeksi, dokter membuat lubang pada tambalan di gigi tersebut.
Aku ngga tau seberapa dalam lubang itu, karena dengan olesan bius aku merasa nyaman-nyaman aja.
Lalu dalam lubang tersebut dimasukkan kapas.
Belum selesai. Benjolan di langit-langit ditusuk agar cairannya bisa dibersihkan. Maka keluarlah nanah dan darah.
Selesai.
Aku pulang dengan dibekali obat antibiotik dan anti radang,


Seminggu kemudian aku balik lagi ke rumah sakit. 
Kapas yg ada ditambalan gigi dilepas. Alhamdulillah benjolan yg di langi2 mulut sudah kempes.
Lalu dilubang pada tambalan gigi tadi dimasukkan obat lalu ditambal sementara.
Selama beberapa hari rasa pahit obat masih terasa.
Terpaksa....makan permen.


Seminggu kemudian baru dokter mengganti tambalan sementara dengan tambalan permanen. Itupun setelah yakin infeksinya sudah bersih.
Semoga bersih dan tidak muncul lagi.