Thursday, January 18, 2018

Kanker vs HNP

Setelah waktunya kontrol per 6 bulan terlewat, akhirnya bulan Agustus 2017 aku ke klinik untuk kontrol. Sayangnya alat scanning baru dalam proses perbaikan. Sehingga hasil scanning hanya tampak dilayar, tidak bisa diprint out seperti biasanya.  Dan menurut petugas, hasilnya kemungkinan kurang pas angkanya, tapi perbedaannya tidak akan jauh dari angka tersebut.

Dan hasilnya.....semua angka naik. 
Bahkan warnanya pun berubah. Merah.
Aku sempat bengong. Tapi karena sudah lama hidup dengan kanker, aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi up and down kankerku. 
Aku sedikit kaget, karena secara fisik kankerku tidak bertambah besar atau bertambah keras, ternyata angkanya naik. Kankerku aktif lagi.
Memang disekitar ketiak kiri dan lengan kiri bagian dalam atas sering kemeng.
Ya sudah, aku terima saja. Qodarulloh.

Pulang dari klinik, aku ngga begitu memikirkan hasil kontrol tersebut. Setiap ditanya orang, bagaimana hasil kontrolnya, aku dengan santai bilang kalau aktif lagi. Minta doanya yaa...


Beberapa bulan kemudian. aku mengalami sakit setiap duduk. Bahkan yg dulunya posisi tiduran adalah posisi yg aku lakukan setiap kesakitan, sekarang tidurpun sakit. Kaki kanan, mulai pinggul sampai punggung telapak kaki, rasanya linu. Linu yg amat sangat. Tulang seperti diremas.  Sangat linu.

Sebetulnya dulu-dulu aku beberapa kali pernah mengalami hal ini, tapi dengan tidur ditempat yg rata, dengan pakai korset, sakit itu lama2 hilang.
Tapi kali ini, sudah beberapa bulan ngga mau hilang.  Berkurangpun tidak.
Yang akhirnya untuk tidurpun aku kesakitan. Minyak gosok yg paling panas pun sudah ngga mempan. Akhirnya dikompres air es. Sebetulnya sakitnya ngga hilang, tapi baal. Hilang rasa sama sekali.

Suatu saat aku ngobrol dengan kakak yg di Jakarta, beliau juga sakit seperti aku, dan masih fisioterapi. Beliau menyarankan aku untuk periksa ke dokter syaraf. Sepertinya syaraf kecepit


Akhirnya aku ke dokter syaraf, di rumah sakit akademik ugm. Lalu dokter memberi pengantar untuk MRI.  
Dan hasilnya positif HNP.
Syaraf tulang belakangku kecepit. Dan sudah parah. 
Meski dokter menyarankan operasi, aku ngotot mau terapi. Jadilah aku menjadi langganan fisioterapi 2x seminggu. Selain diberikan obat, dokter juga menyarankan untuk rutin berenang. Dan tidak boleh lepas korset, kecuali mandi dan tidur.


Hampir sebulan kemudian, aku minta dirujuk ke dokter bedah ortopedi khusus tulang belakang. Aku mulai bosan dengan rasa sakitnya.  Dan aku ingin tau bagaimana saran dokter ortopedi. Siapa tau hanya disuntik....
Tapi ternyata beliau menyarankan untuk operasi. 
Karena kalau dilihat hasil MRI, kondisiku sudah parah. Dokter malah heran, koq saya masih bisa jalan normal, mestinya kalau lihat hasil MRI nya saya akan kesulitan untuk jalan. Harusnya kaki kiri sayapun kesakitan. ( Jangan-jangan hasil berenang tiap hari yaa...)

Tapi aku minta ijin dokter bedah ortopedi tersebut, untuk fisioterapi dulu. Kalau hasilnya ternyata ngga sembuh, aku siap untuk operasi. Dokter mengijinkan, dengan pesan....kalau kaki sudah kesulitan untuk berjalan, atau buang airnya sudah terganggu, maka aku harus secepatnya operasi. Aku juga sudah dijelaskan bagaimana proses operasi yg terbuka dan operasi dengan cara endoscopi. Komplit dengan biayanya dan proses penyembuhannya. terimakasih dokter Adam. 
Oh yaa, beliau pun mewajibkan aku untuk menurunkan berat badan. Hihii....


Karena sudah berusaha mengurangi makan nasi pun, berat badan ngga berkurang, akhirnya aku memutuskan untuk konsultasi dengan ahli gizi di rumah sakit akademik ugm. Jeng jeng...aku harus membuang 20 kg. Aku sudah membayangkan diet ketat. Dan aku sudah pesimis akan berhasil.
Sudah 53 tahun, telat makan aja pusing hehe....

Ternyata dietnya sangat manusiawi lo, makan nasi tetep 3x, hanya nasinya dikurangi menjadi 7 sdm. Lauk juga dibatasi, 1 potong saja. Sayuran bebas. Tapi waktunya harus disiplin, dan tidak boleh terlewat. Jangan sampai kelaparan, kata beliau. Jam 6, jam 12, jam 6 sore waktu makan nasi.
Jam 9, jam 3 makan buah 1 potong dan segelas susu uht. Bahkan malam, jam 9 boleh makan buah, kalau memang lapar


Saat ini, hari-hariku sibuk dengan terapi. 2x seminggu fisioterapi, bagian dada dan panggul diikat lalu ditarik selama 15 menit. Berenang minimal 3x seminggu. Tiap hari menghangatkan bagian yg sakit dengan lumbal pillow @ 30 menit.  Kalau siang aku ngga boleh lepas korset yg panjangnya dari punggung atas sampai panggul, kalau malam aku pakai rompi anti kanker kesaynganku.
Mungkin kalau bisa ngomong, badanku sudah teriak "CAPEK" hehee....

Alhamdulillah. Ternyata sakit ini membuat hidupku lebih sehat. Loh....
Iya....makanku lebih sehat, karena ngga ngemil lagi. Ngga makan gorengan lagi. 2 minggu, sudah turun 2 kg. Semoga turun terus. 
Bahkan perut buncitku sudah mengecil, akibat korset lumbal.
Olahraga yang dulu hampir ngga pernah, sekarang hampir tiap hari berenang.  
Menurut dokter, untuk yg usia 50 tahun keatas, dokter hanya menyarankan olahraga berenang. Bahkan jalan pun tidak disarankan. Karena ketika bergerak, beban kita lebih dari berat badan.   Dan pada usia tersebut massa tulang sudah menurun.


Dan memang benar....apa yg kita suka belum tentu baik menurut Allah, apa yg kita benci belum tentu buruk menurut Allah.
Terima kasih ya Allah.....Alhamdulillah.