Thursday, January 18, 2018

Kanker vs HNP

Setelah waktunya kontrol per 6 bulan terlewat, akhirnya bulan Agustus 2017 aku ke klinik untuk kontrol. Sayangnya alat scanning baru dalam proses perbaikan. Sehingga hasil scanning hanya tampak dilayar, tidak bisa diprint out seperti biasanya.  Dan menurut petugas, hasilnya kemungkinan kurang pas angkanya, tapi perbedaannya tidak akan jauh dari angka tersebut.

Dan hasilnya.....semua angka naik. 
Bahkan warnanya pun berubah. Merah.
Aku sempat bengong. Tapi karena sudah lama hidup dengan kanker, aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi up and down kankerku. 
Aku sedikit kaget, karena secara fisik kankerku tidak bertambah besar atau bertambah keras, ternyata angkanya naik. Kankerku aktif lagi.
Memang disekitar ketiak kiri dan lengan kiri bagian dalam atas sering kemeng.
Ya sudah, aku terima saja. Qodarulloh.

Pulang dari klinik, aku ngga begitu memikirkan hasil kontrol tersebut. Setiap ditanya orang, bagaimana hasil kontrolnya, aku dengan santai bilang kalau aktif lagi. Minta doanya yaa...


Beberapa bulan kemudian. aku mengalami sakit setiap duduk. Bahkan yg dulunya posisi tiduran adalah posisi yg aku lakukan setiap kesakitan, sekarang tidurpun sakit. Kaki kanan, mulai pinggul sampai punggung telapak kaki, rasanya linu. Linu yg amat sangat. Tulang seperti diremas.  Sangat linu.

Sebetulnya dulu-dulu aku beberapa kali pernah mengalami hal ini, tapi dengan tidur ditempat yg rata, dengan pakai korset, sakit itu lama2 hilang.
Tapi kali ini, sudah beberapa bulan ngga mau hilang.  Berkurangpun tidak.
Yang akhirnya untuk tidurpun aku kesakitan. Minyak gosok yg paling panas pun sudah ngga mempan. Akhirnya dikompres air es. Sebetulnya sakitnya ngga hilang, tapi baal. Hilang rasa sama sekali.

Suatu saat aku ngobrol dengan kakak yg di Jakarta, beliau juga sakit seperti aku, dan masih fisioterapi. Beliau menyarankan aku untuk periksa ke dokter syaraf. Sepertinya syaraf kecepit


Akhirnya aku ke dokter syaraf, di rumah sakit akademik ugm. Lalu dokter memberi pengantar untuk MRI.  
Dan hasilnya positif HNP.
Syaraf tulang belakangku kecepit. Dan sudah parah. 
Meski dokter menyarankan operasi, aku ngotot mau terapi. Jadilah aku menjadi langganan fisioterapi 2x seminggu. Selain diberikan obat, dokter juga menyarankan untuk rutin berenang. Dan tidak boleh lepas korset, kecuali mandi dan tidur.


Hampir sebulan kemudian, aku minta dirujuk ke dokter bedah ortopedi khusus tulang belakang. Aku mulai bosan dengan rasa sakitnya.  Dan aku ingin tau bagaimana saran dokter ortopedi. Siapa tau hanya disuntik....
Tapi ternyata beliau menyarankan untuk operasi. 
Karena kalau dilihat hasil MRI, kondisiku sudah parah. Dokter malah heran, koq saya masih bisa jalan normal, mestinya kalau lihat hasil MRI nya saya akan kesulitan untuk jalan. Harusnya kaki kiri sayapun kesakitan. ( Jangan-jangan hasil berenang tiap hari yaa...)

Tapi aku minta ijin dokter bedah ortopedi tersebut, untuk fisioterapi dulu. Kalau hasilnya ternyata ngga sembuh, aku siap untuk operasi. Dokter mengijinkan, dengan pesan....kalau kaki sudah kesulitan untuk berjalan, atau buang airnya sudah terganggu, maka aku harus secepatnya operasi. Aku juga sudah dijelaskan bagaimana proses operasi yg terbuka dan operasi dengan cara endoscopi. Komplit dengan biayanya dan proses penyembuhannya. terimakasih dokter Adam. 
Oh yaa, beliau pun mewajibkan aku untuk menurunkan berat badan. Hihii....


Karena sudah berusaha mengurangi makan nasi pun, berat badan ngga berkurang, akhirnya aku memutuskan untuk konsultasi dengan ahli gizi di rumah sakit akademik ugm. Jeng jeng...aku harus membuang 20 kg. Aku sudah membayangkan diet ketat. Dan aku sudah pesimis akan berhasil.
Sudah 53 tahun, telat makan aja pusing hehe....

Ternyata dietnya sangat manusiawi lo, makan nasi tetep 3x, hanya nasinya dikurangi menjadi 7 sdm. Lauk juga dibatasi, 1 potong saja. Sayuran bebas. Tapi waktunya harus disiplin, dan tidak boleh terlewat. Jangan sampai kelaparan, kata beliau. Jam 6, jam 12, jam 6 sore waktu makan nasi.
Jam 9, jam 3 makan buah 1 potong dan segelas susu uht. Bahkan malam, jam 9 boleh makan buah, kalau memang lapar


Saat ini, hari-hariku sibuk dengan terapi. 2x seminggu fisioterapi, bagian dada dan panggul diikat lalu ditarik selama 15 menit. Berenang minimal 3x seminggu. Tiap hari menghangatkan bagian yg sakit dengan lumbal pillow @ 30 menit.  Kalau siang aku ngga boleh lepas korset yg panjangnya dari punggung atas sampai panggul, kalau malam aku pakai rompi anti kanker kesaynganku.
Mungkin kalau bisa ngomong, badanku sudah teriak "CAPEK" hehee....

Alhamdulillah. Ternyata sakit ini membuat hidupku lebih sehat. Loh....
Iya....makanku lebih sehat, karena ngga ngemil lagi. Ngga makan gorengan lagi. 2 minggu, sudah turun 2 kg. Semoga turun terus. 
Bahkan perut buncitku sudah mengecil, akibat korset lumbal.
Olahraga yang dulu hampir ngga pernah, sekarang hampir tiap hari berenang.  
Menurut dokter, untuk yg usia 50 tahun keatas, dokter hanya menyarankan olahraga berenang. Bahkan jalan pun tidak disarankan. Karena ketika bergerak, beban kita lebih dari berat badan.   Dan pada usia tersebut massa tulang sudah menurun.


Dan memang benar....apa yg kita suka belum tentu baik menurut Allah, apa yg kita benci belum tentu buruk menurut Allah.
Terima kasih ya Allah.....Alhamdulillah.

Wednesday, July 20, 2016

Cairan Infus, Luka Terbuka dan Benjolan

Ketika anak cowokku mengeluhkan tentang kakinya, aku segera memeriksa. Astaghfirulloh......beberapa titik merah disekitar jari kakinya.
Koq bisa gini....itu kalimat pertama yang terlontar dari mulutku.
Tapi sudahlah.  Sekarang yang pernting harus diapakan luka2 tersebut agar sembuh.

Anakku minta diantar ke dokter. Tapi karena hari sabtu dan sudah malam, pasti dokter ngga praktek. Besuk hari minggu pula.
Iseng2 aku coba browsing.

Ehh....ketemu sebuah artikel. Seorang bapak bercerita tentang luka terbuka yang diobati dengan betadine tapi tidak kunjung sembuh bahkan mulai bernanah. Beliau enggan ke dokter, karena pasti perlu beberapa kali kunjungan. Dan pasti menghabiskan biaya yang tidak sedikit.
Aku lupa, apakah beliau memang punya pengetahuan tentang farmasi ataukah hasil konsultasi beliau dengan temannya. Akhirnya beliau mengkompres luka tersebut dengan air infus 15 menit 2x sehari. Beliau juga meminum obat antibiotik yang dibeli di apotik.
Hasilnya....setelah 2 hari luka mengering dan mulai menutup. 

Haa....kayaknya ini perlu dicoba. Lalu aku ke apotik untuk membeli air infus seharga 6rb plus obat antibiotik sesuai saran apoteker.
Sesaat disimpan di kulkas, anakku lalu mengompres luka2nya dengan air infus tersebut. Kapas dibasahi lalu ditempel dilukanya. Tapi dia tidak mau meminum obatnya. Ya sudahlah.....
Sehari....luka mulai mengering.  Setelah hari kedua, lukanya bener2 mengering dan mulai menutup.  Beberapa hari kemudian luka2nya sudah sembuh total.  
Tanpa obat.  Tanpa salep.
Alhamdulillah.....

Tiba2 aku teringat.
Dulu aku pernah disarankan untuk mengompres benjolan di payudara kiriku yang membandel tidak mau hilang meskipun sudah dinyatakan tidak ganas. Idealnya, benjolan atau sisa sel kanker yang mati akan keluar bersama keringat, kencing maupun ketika BAB. Dan proses tersebut ditandai dengan bau yang menyengat.
Nah....pada kasusku, sisa sel tersebut tidak bisa keluar dengan sempurna. Mungkin aku kurang banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi. Maka jadilah benjolan yang ngga hilang2.

Teringat pesan tersebut, dan melihat hasil pengobatan luka anakku, aku mencoba untuk mengompres benjolan tersebut dengan air infus yg aku simpan di kulkas.
Ternyata...kembali aku terkejut melihat hasilnya.
Subhanallah.....
Benjolan yang selama ini ngga hilang, menjadi mengecil. Padahal aku tidak memakai rompi.  Hanya mengompresnya setiap mau tidur.

Dengan semangat aku menulis ini. Tapi sayang, aku browsing untuk mencari artikel bapak tersebut, tidak berhasil menemukan kembali. Padahal aku ingin menyertakan dalam tulisan ini. Dan ingin mengucapkan terima kasih atas informasi yang telah dibagi. 
Aku mengirimkan doa buat bapak yang aku lupa namanya juga blognya ( tapi Allah Maha Tahu) semoga beliau selalu dalam pertolonganNYA....selalu dalam lindunganNYA. Aamiin,

Silakan yang membaca tulisan ini mencobanya, jika punya kasus seperti kami.
Semoga Allah memudahkan urusan kita.

Sunday, June 5, 2016

Benjolan di Mulut


Dulu sekali, aku pernah mengalami. Sebuah benjolan muncul di langit-langit mulut. Benjolan kecil.
Tapi karena posisi di mulut, setiap saat terutama saat makan, sangat mengganggu.
Tentu ada rasa khawatir.
Lalu berusaha mencari tau melalui internet. Dan informasi yg didapat semakin membuat ketakutan.
Kanker mulut.....


Kalau sudah khawatir, aku selalu mencoba pasrah.
Selain berdoa, aku selalu dzikir. Istighfar.
Pasti sakit ini timbul bukan tanpa sebab. Pasti ada kesalahanku. Maka istighfar. Berharap Allah mengampuni dosa-dosaku.
Selanjutnya tentu ingin diringankan sakitnya. Atau diangkat sakitnya. Terserah mana yg terbaik menurutNYA.
Lalu mencoba mencari hikmahnya. Sakit ini harus ada manfaatnya. Tidak boleh sia-sia.

Setelah hati mulai tenang. Bisa menerima keberadaan si benjolan. Baru cari informasi, bagaimana cara penyembuhannya.
Waktu itu aku pakai pasta gigi herbal. Dioles setiap mandi, sebelum sikat gigi. Dan alhamdulillah benjolannya menghilang.


Nah...kali ini benjolan muncul kembali.
Dengan yakinnya aku mengulang pengalaman yg dulu. Mengolesi benjolan tersebut dengan pasta gigi herbal.
Tapi apa yg terjadi....benjolan semakin membesar dan mengeras. Kadang timbul rasa agak perih, terutama kalau makan makanan yg agak keras.

Lalu aku mencoba konsultasi dengan teman, seorang dokter.
Tidak mendapat informasi yg memuaskan. Dia hanya menyarankan ke dokter gigi atau ke dokter bedah mulut sekalian.
Meskipun aku punya BPJS, aku memutuskan periksa langsung ke rumah sakit. Karena aku ngga mau ditangani di Puskesmas. Mohon maaf.......setiap kali gigiku ditambal di Puskesmas, baru sehari tambalan sudah copot.
Makanya, masalah yg lebih pelik kayak benjolan ini, aku ngga mau ambil resiko untuk berobat ke Puskesmas.


Jadilah aku ke rumah sakit.
Periksa ke dokter gigi. Setelah diperiksa, dokter bilang bahwa dari beberapa gigiku yg ditambal atau yg dibungkus ini ada yg infeksi. Dan infeksinya nembus ke langit-langit mulut.
Lalu dokter mulai mengetuk2 gigi-gigiku untuk mencari tau gigi mana yg infeksi,
Setelah yakin posisi gigi yg infeksi, dokter membuat lubang pada tambalan di gigi tersebut.
Aku ngga tau seberapa dalam lubang itu, karena dengan olesan bius aku merasa nyaman-nyaman aja.
Lalu dalam lubang tersebut dimasukkan kapas.
Belum selesai. Benjolan di langit-langit ditusuk agar cairannya bisa dibersihkan. Maka keluarlah nanah dan darah.
Selesai.
Aku pulang dengan dibekali obat antibiotik dan anti radang,


Seminggu kemudian aku balik lagi ke rumah sakit. 
Kapas yg ada ditambalan gigi dilepas. Alhamdulillah benjolan yg di langi2 mulut sudah kempes.
Lalu dilubang pada tambalan gigi tadi dimasukkan obat lalu ditambal sementara.
Selama beberapa hari rasa pahit obat masih terasa.
Terpaksa....makan permen.


Seminggu kemudian baru dokter mengganti tambalan sementara dengan tambalan permanen. Itupun setelah yakin infeksinya sudah bersih.
Semoga bersih dan tidak muncul lagi.

Sunday, December 6, 2015

Menangisi Rompi Anti Kanker


Membaca postingan teman di fb, aku kaget. Lalu penasaran. Lalu browsing sana sini. Akhirnya aku percaya, bahwa kemenkes sudah mengeluarkan surat tentang larangan klinik kanker pak Warsito. Ya..para pasien kanker tidak lagi boleh menggunakan terapi fisika pak Warsito.

Sedih. Rasanya pengen nangis. Aku inget awal aku didiagnose kanker oleh dokter setelah menjalani tes mammo, usg dan pa. Dokter memutuskan akan membuang payudara kiriku. Secepatnya.

Aku mencoba berpikir tenang. Kalau aku melaksanakan rencana dokter, maka aku harus menyiapkan dana untuk operasi, minimal 4x kemo dan 25x radiasi. Plus obat2an pendukung. Juga biaya opname dll. Itu tidak cukup 100juta. Sementara saat itu tidak punya dana sebesar itu. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak melakukan operasi.

Sambil mencari upaya lain, aku berusaha meyakinkan keluarga dan aku sendiri, bahwa ketidakmampuan kami adalah karena Allah menghendaki demikian. Pasti ada rencana Allah yg lain.

Tanpa sengaja aku mendapat informasi tentang rompi anti kanker melalui televisi. Segera aku mencari informasi lebih lengkap melalui internet. Beberapa hari aku berusaha meyakinkan diri dengan segala informasi untuk menjawab pertanyaan2 yg ada dikepalaku. Setelah yakin baru aku menyampaikan kepada bapak. Beliau bilang, kita ke Tangerang biar lebih yakin. Setelah di klinik mendapat penjelasan dan melihat kondisi dan prosesnya, kami bilang, ga ada salahnya kita coba. Apapun nanti yg terjadi, kami niatkan akan mencoba selama 3 bulan. Lalu kami akan mempertimbangkan lagi.

Kenapa kami memutuskan memakai rompi ini? Setelahdijelaskan, tetapi secara fisika ini sangat logis. Masuk akal. TANPA RASA SAKIT. Alat scanning menghasilkan repport yg sangat lengkap. Posisi benjolan, besar benjolan, tingkat keganasan benjolan. Sangat lengkap. TANPA RASA SAKIT. Dan....kami hanya mengeluarkan dana 5 jutaan. Allah memampukan kami. Alhamdulillah.
Minimal kami berharap dengan alat ini kankerku tidak lebih parah, sampai kami punya cukup dana untuk operasi.

Tiga bulan kemudian, ternyata perkembangannya lebih dari yg kami harapkan. Keganasan maupun besarnya jauh menurun. Akhirnya kami memutuskan melanjutkan terapi fisika ini. Sampai akhirnya saat ini kankerku sudah dinyatakan tidak ganas. Aku sudah melakukan tes darah dan usg di laboratorium juga. Alhamdulillah

Aku juga mendengar ada beberapa teman yg menyerah dengan terapi fisika lalu ke dokter medis. Aku juga pernah bertemu beberapa teman di klinik pak Warsito, yg sudah mencoba secara medis tapi dokter angkat tangan lalu mereka menggunaka  terapi fisika. Dan mereka mampu bertahan.

 Lalu dimana yg salah? Semua, medis atau fisika, ada yg sembuh ada yg gagal.
Kenapa harus tidak diijinkan?
Bagaimana kalau ada pasien kanker yg tidak punya dana seperti aku, apakah harus menyerah kalah tanpa upaya? Maaf yaa, bahkan askes ataua bpjs pun tidak mengcover seluruhnya.

Aku bukan bagian dari manajemen pak Warsito, tapi aku selalu gencar menginformasikan tentang terapi fisika ini. Karena aku mengalami sendiri. Bagaimana kena kanker dalam kondisi tidak punya uang. Aku mengalami sendiri terapi fisika ini nyaris tanpa rasa sakit, seperti kalau kita pakai terapi medis. Kemo dan radiasi.
Lalu kenapa segala kemudahan ini kenapa dilarang?
Mungkin mereka harus mengalami seperti aku, baru mereka bisa berempati.

Aku tidak bisa merubah keadaan, tapi Allah bisa.
Semoga pak Warsito dan manajemen diberi ketabahan dan kemudahan. Semoga semakin banyak pasien kanker yg terbantu dengan terapi fisika ini. Dan semoga Allah menggerakkan hati beliau2 di kemenkes agar lebih berpihak kepada pasien2 kanker.
Semoga. Aamiin





 









 







 



















Friday, August 28, 2015

Sehat itu pilihan. Sakit itu hadiah

Awalnya blog ini aku buat, terinspirasi blog seorang pasien kanker, yg di endingnya sang suami meng-update ketika beliau akhirnya meninggal. Niatnya agar kalau aku meninggal, anak2ku bisa membaca perjuangan ibunya. In shaa Allah akan menjadi warisan yg lebih berharga dari apapun
Ternyata diperjalannya, justru aku mendapatkan banyak support dari pembaca blog.   Subhanallah
Banyak support melalui komen langsung, email, telp, sms atau facebook. Meskipun sebagian besar berisi pertanyaan, tetap semua itu merupakan support buat aku.
Karena aku ingin menjadi jawaban bagi pertanyaan teman2. Aku tidak boleh menyerah, karena aku tidak ingin teman2  menyerah.
Terus berbagi semangat, saling berbagi. Karena semangat/keyakinan itu setengah dari kesembuhan.Semangatku bukan semangat yg bergelora, harus sembuh. Semangatku adalah semangat yg ikhlas. Apapun hasilnya.
Alhamdulillah...sekarang aku dinyatakan bersih. Meskipun benjolannya tidak dioperasi. Sel kanker tetep ada, tapi tidak ganas lagi. Dan ternyata semua orang memiliki sel tersebut, hanya ada yg abnormal dan yg normal.

Rasa terimakasihku mungkin hanya sebatas lisan atau tulisan, tapi in shaa Allah balasannya akan lebih indah. Karena datangnya dari Allah, itu yg aku selipkan dalam doa2ku. Trimakasih dan cinta yg tulus buat semua yg telah mensupportku, bahkan ikhlas mengirimkan doanya.
Alhamdulillah Allah mengirimkan mereka dalam hidupku.
Khususnya kepada bapak, yg selalu menyebut aku sebagai malaikatnya, sebetulnya beliaulah malaikat buat aku. Juga malaikat kecilku, Kaela. Merekalah yg selalu mengingatkan aku, ketika semangatku mulai drop. Merekalah yg setia disampingku dan menguatkan aku, ketika aku mulai kecapekan menahan sakit.
Trimakasih Ya Allah, Kau telah mengirimkan malaikat2 pelindungku.

Lucunya, bahkan ketika aku sudah dinyatakan bersih, banyak yg menyarankan pengobatan kanker atau untuk mencegahan kanker. Suka bingung menjelaskannya.
Takut tersinggung.
Padahal aku tau, niat mereka tulus.
Sebetulnya setiap mendapat informasi, dari siapapun dari manapun, aku selalu mengkonsultasikan dengan p. Warsito. Kalau beliau tidak menyarankan, ya aku harus patuhi. Karena beliaulah yg paling mengerti tentang pengobatan secara fisika ini.
Tapi beliau selalu menyarankan untuk melakukan tes lab untuk second opinion. Itu membuat aku semakin yakin.

Sebetulnya, pengobatan secara fisika atau kimia/medis, endingnya sama. Setelah dinyatakan bersih, tetep kontrol dan merubah pola hidup.
Secara kimia/medis, akan melalui proses operasi, kemmo, radiasi, lalu dinyatakan bersih kalau berhasil. Lalu tetep minum obat kanker dan kontrol.
Secara fisika, menggunakan rompi atau bentuk lain sesuai letak kanker, lalu dinyatakan bersih kalau berhasil. Lalu tetep pakai rompi dan kontrol.

Jadi 'obat anti kanker'ku adalah rompi. Sekarang aku harus pakai 4 jam 4 hari seminggu. 6 bulan lagi aku harus kontrol. In shaa Allah frekuensi pemakaiannya terus berkurang.
Pantangannya pun tidak terlalu 'istimewa' yaitu seafood, stress dan terlalu capek. Sepertinya untuk yg ingin selalu sehat pun akan menghindari hal2 tersebut.
Satu pantangan yg agak surprise, tidak boleh di pijat, bekam, akupunktur. Mungkin agar sel kanker yg sudah jinak, tidak terganggu. Lain kali ini akan aku konsultasikan.
Sedangkan yg dianjurkan untuk dikonsumsi pun cukup 'standar' yaitu sayur, buah, makanan padat gizi, vit.C, putih telur, ikan, daging ayam kampung. Ga perlu diet yg bikin stress kan....Tambahan nutrisinya, bekatul, air kelapa hijau, teh hijau, cuka apel, vco.
Awalnya aku berusaha memenuhi semua yg dianjurkan, ternyata selain kekenyangan, lama kelamaan aku mulai bosen. Stress tiap mau makan.Akhirnya aku lebih santai, apa yg ada lalu dipilih, mana yg boleh dikonsumsi. Baru aku makan.Tapi untuk pantangannya, aku sangat disiplin untuk menghindari. Karena aku ga mau konyol.

Hal itu mungkin juga bisa dilakukan oleh temans yg merupakan resiko tinggi menderita kanker. Yaitu,yg sembuh dari kanker seperti aku, dan yg dalam keluarganya ada yg menderita penyakit kanker.Waspadalah....heheee.....


Hidup sehat itu pilihan. Sakit itu hadiah dari Allah.Bersyukurlah. Dan tetap semangat dalam berikhtiar. Semoga temans yg masih berjuang diberi kekuatan dan keikhlasan. Aamiin.


Friday, August 21, 2015

I am survivor

Setelah terjadi penyebaran ke ketiak, kami memutuskan akan rutin kontrol tiap bulan.  Setelah bulan juni, bulan juli libur lebaran, bulan agustus segera kami jadwalkan.  Karena akan ada tamu dari luarkota, maka kami memutuskan untuk kontrol di awal bulan agustus.

Oh ya...tempo hari aku dapat pengantar untuk periksa darah. Jadi sebelum ke Tangerang aku periksa darah. Heemmm biayanya ternyata lumayan, 700 ribu. Tapi kata bapak masih lebih murah dari pada obat kanker. Yo wis.....

Hasilnya....

Melihat hasil tes darah yg jauh dibawah nilai rujukan, dengan semangat 45 aku berangkat ke Tangerang tg 4 agustus pagi.

Setelah registrasi ulang, ke bagian pembayaran, langsung antri untuk scanning. Alhamdulillah ga perlu antri lama. Pindah ruangan untuk antri konsultasi.

Agak lama nunggu giliran, aku manfaatkan untuk sarapan.
Ketika giliranku, semangat 45 ku mulai buyar. Hasil scanning kankerku membesar, meskipun aktifitasnya turun......tapi sangat kecil penurunannya....










Apa yg terjadi ini?..... Apa yg salah?.....Aku harus melakukan apa lagi?....Kalimat-kalimat itu meluncur begitu saja.....
Mas konsultan dengan sabar menjelaskan......bahwa aku harus sabar, bahwa aku sudah aman kalau dilihat dari tes darahnya, bahwa hanya masalah pembuangan sel2 matinya ygbermasalah, bahwa aku diingatkan untuk menjauhi pantangan dan tetap mengkonsumsi yg dianjurkan...
Dan aku jawab.....saya sudah bosen mas. Tiap bulan Jogja-Tangerang, hasilnya ga signifikan kayak gini. Rasanya saya sudah patuhi pantangan dan mengkonsumsi yg dianjurkan lo mas....
Mas konsultan hanya tersenyum, sangat maklum. Ehh la koq aku disuruh usg lagi.
Dengan tersenyum kecut, aku menerima surat pengantar usg. Jujur, dalam hati aku kayaknya ga niat untuk usg. Aku akan melakukan kalau aku butuh second opinion.
Selesai konsultasi, karena kurang puas, aku memutuskan untuk konsultasi dengan p.Warsito. Meskipun artinya aku harus menunggu sampai jam 3 sore.

Aku menyampaikan semua uneg2ku pada beliau. Sambil mendengarkan, beliau melihat data2ku. Dari awal, dibandingkan yg terbaru, juga hadil usg dan hasil tes darah.
Komentar p. Warsito....Lah ini udah bagus. 2 tahun lebih, ibu udah lulus. Survivor. Sudah ga ada sel ganasnya.
Lalu beliau meminta asistennya untuk memotret aku sebagai survivor.
Tapi saya bosen tiap bulan harus Jogja-Tangerang pak....Ibu hanya perlu kontrol 6 bulan lagi. Upss....
Apa ga sebaiknya dioperasi aja pak.....Kalau dioperasi apa masalahnya selesai. Tidak. Tetep harus kontrol




La mosok saya harus pakai rompi seumur hidup to pak.....Pilih mana, minum obat anti kanker atau pakai rompi. Kakak beliau ternyata masih tetap memakai rompinya 2 jam 2 hari tiap minggu. Preventif.

Jadi selamanya saya punya benjolan ya pak.....Asal ga ganas, ga mengganggu aktifitas, kualitas hidup tetep baik, ga masalah kan


Kalau 6 bulan baru kontrol, kalau rompinya rusak kan ga ketahuan donk pak....Ibu kan psien lama, nanti biar dikasih pinjem detektornya. Kalau rusak, dikirim aja. Nanti klinik akan kirim balik. Cuma sehari.

Setelah menerima catatan beliau....





 



















Aku pulang. Dengan perasaan puas. Alhamdulillah.....Aku harus bersyukur, kankerku masih terkontrol. Dulu aku berpikir bahwa orang sakit itu endingnya 2, sembuh atau meninggal. Ternyata aku salah.

Sakit itu 3 ending, bisa sembuh, bisa meninggal,atau bertahan. Bertahan untuk menunggu kematian?......Sakit atau tidak, kita semua menunggu kematian.
Jadi aku tidak mengkhawatirkan kematianku, itu rahasia Allah. Bisa karena kanker, bisa karena hal lain.
Dulu aku hanya berharap kankerku tidak menjadi lebih parah. Ternyata kankerku bukan hanya tidak lebih parah, tapi membaik. Alhamdulillah.

Aku ingin mengucapkan terima kasih atas support dan doa keluarga, temans, mungkin juga pembaca blog ini....  Ya Allah, meskipun Kau tidak mengangkat kankerku, tapi yg terjadi padaku ini membuat aku merasakan cintaMu. Ya Allah, sayangilah orang2 yg menyayangi aku dengan support dan doa2 mereka. Aamiin ya Rabbal alamiin.

Wednesday, July 8, 2015

Aku Harus Bagaimana....


Ya....kata-kata itu yang terucap, ketika hasil scanning kali ini massa kankerku membesar, baik yg di payudara maupun yg di ketiak.  Meskipun tingkat keganasannya menurun.  Sedikit menurun.
Nyaris putus asa.....lebih tepatnya aku bingung, harus melakukan apa lagi agar kankerku hilang.....

Pasca berbulan-bulan ngga kontrol, dan bulan lalu aku kontrol dengan hasil kanker yg sudah menyebar ke ketiak, aku memang memutuskan akan rutin kontrol.  Seperti awal-awal aku di diagnose kanker oleh dokter.

Pertengahan bulan Juni, sebelum Ramadlan, aku menyempatkan untuk kontrol.
Kebetulan kakakku yg di Jatiwarna menawarkan untuk mengantar. Sebetulnya alasan kenapa lama ngga kontrol, karena aku selalu kontrol dengan diantar Bapak.  Dan itu selalu timbul masalah dengan anak bungsuku yg baru kelas 3 SD. Ngga mungkin ditinggal sendiri, sementara kalau diajak dia harus bolos sekolah.
Akhirnya aku selalu menunda-nunda untuk kontrol. Tidak terasa sampai berbulan-bulan.

Jadi ketika kakakku menawarkan untuk mengantar, aku langsung minta ijin sama Bapak untuk berangkat sendiri. Meskipun agak kurang sreg, akhirnya toh Bapak mengijinkan.
Sepanjang aku naik kereta, turun di Jatinegara lalu naik taxi ke Jatiwarna, Bapak selalu menelpon.  Terus dipantau.

Dan ternyata perjalanan ini memang tidak semudah yg aku bayangkan.  Ternyata pula aku tidak sadar kalau kondisi fisikku sudah menurun. Entah karena kanker, entah karena usia.
Sepanjang perjalanan dengan kereta, aku merasa agak lemas, jantung pun lemah. Jadi aku memutuskan untuk makan dan makan. Untuk mengalihkan perasaan.
Begitu turun di Jatinegara, Bapak sudah wanti-wanti, pakai taxi BlueBird. Ok. Aku memang merasa aman, karena selain arah jalan aku ngga begitu hafal, keringat dingin mulai mengucur.  Pusing banget.

Sampai dirumah kakakku, beliau sudah menunggu di depan rumah. Baru saja pulang dari kerja.
Aku langsung mandi untuk mengurangi pusing. Ketika kakakku tanya, gapapa kan dijalan? Gapapa.

Paginya aku diantar kakakku dan ponakanku. Bertiga kami berangkat agak kesiangan, jam 6.30. Tapi kekhawatiran dengan kemacetan ternyata tidak kami alami. Perjalanan justru sangat lancar. Jam 7.30 sudah sampai di klinik. Di Tangerang.

Antri dapat nomer 2. Semua lancar. Bahkan kakakku pun bisa sambil bawa kerjaan di klinik.
Scanning lancar.  Periksa rompi lancar. Antri untuk konsultasi pun tidak begitu lama....
Dan hasilnya....





Setelah konsultan menjelaskan hasilnya, aku bilang....."Lalu saya harus bagaimana ?....Kenapa membesar ?"
Konsultan menyarankan untuk memperbaiki pola makan.
Kalau selama ini, selain meghindari segala pantangan, aku hanya mengkonsumsi Bekatul....Aku disarankan juga mengkonsumsi  Ikan / Putih Telor / Ayam Kampung, Sayur/Buah, Air Kelapa Hijau, Susu padat Gizi, Cuka Apel, VCO, Vitamin C, tetap minum Bekatul, dan selalu menghindari Seafood, Stress, Capek.

Konsultan juga mengingatkan untuk menggunakan rompi tidak dalam keadaan perut kosong. Khusus Ramadlan, aku harus menggunakan rompi doble ketika abis buka puasa dan abis makan sahur. Sekitar jam 9 malam, aku pakai rompi kecil.
Dan itu cukup berat. Ketika mau Tarawih, aku harus menunggu sampai saatnya membuka doble rompi. Karena terlalu sesek. Ngga kuat untuk Tarawih sekian rakaat.

Pulang dari klinik aku mulai kliyengan, makan ga selera, pengennya tiduran. 
Pusing ga, tanya kakakku. 
Ga.... Meskipun selama perjalanan aku tiduran.

Minggu pagi aku pamit mau pakai taxi ke Gambir, tapi kakakku tetep kekeh mengantar. Akhirnya kami bertiga berangkat ke Gambir jam 7 pagi.
Mau sarapan, ternyata ga sempat. Akhirnya dibungkus, lalu aku pamitan.
Dan....sepanjang perjalanan dengan kereta yg cukup nyaman, toh tetap membuat aku kecapekan.  Serba salah mau bikin nyaman badan.
Alhamdulillah sampai di Jogja sudah dijemput Bapak.  Sehingga badan yg capek semua ini bisa langsung istirahat.  Ga kebayang kalau aku masih harus naik angkutan umum untuk sampai rumah......

Meskipun badan sudah mulai loyo, alhamdulillah sampai hari ini aku masih mampu menjalani semua. 
Masih mampu Puasa. Masih mampu Tarawih. Masih mampu Tadarus Al Qur'an. Alhamdulillah......

Yang paling utama, aku selalu memohon keikhlasan..... 
Kalaupun aku memohon kesembuhan, karena aku ngga ingin merepotkan orang-orang disekitarku.
Allah Maha Tahu itu......

Selamat menjalankan ibadah puasa yaa buat yg membaca blog ini. 
Semoga puasa ini menjadikan kita, manusia yg lebih untuk selanjutnya.