April 2015.....sudah dua tahun sejak aku sadar memiliki kanker di tubuhku.
Hari ini, sejak semalam, aku mulai gelisah dan susah tidur.
Badan rasanya ngga nyaman. Lalu aku mulai berhitung dengan penyakit di badan.
Selain kanker di payudara kiri yang ngga kunjung hilang, ada 4 kista dibawah ketiak kiri, kini tulang punggung sebelah kiri juga mulai sakit.
Sekarang perut sebelah kanan sering kram, dan disekitar kista bartholiniku dulu, muncul benjolan lagi. Ditambah rasa linu di tulang ekor sampai telapak kaki yang sudah hampir 2 bulan, tampaknya semakin mengganggu aktifitas.
Tersadar.....ternyata banyak 'atribut' yang nempel ditubuhku.
Dan tampaknya tubuh ini mulai 'capek'.
Mulai terasa melemah. Semangat yang dulu selalu aku bagi-bagi, saat ini aku harus mencari-cari. Mencari alasan untuk tetap bertahan dan tetap semangat.
Demi.....Demi......Demi.....
Seringkali tiba-tiga pikiranku kosong, tapi aku segera istighfar. Lalu berdzikir.
Tidak. Tidak boleh. Jangan pernah sia-siakan waktu.
Suka sedih, kalau biasanya bersih-bersih rumah sendiri, trus ngga bisa.
Suka sedih, kalau biasanya selalu melayani kebutuhan bapak, trus bapak harus melakukan sendiri. Malah bapak yang melayani aku.
Suka sedih, kalau biasanya nemenin Kaela main atau belajar, trus harus banyak istirahat. Jadilah Kaela yang nemenin mamanya.
Kalau Allah mengirim malaikat-malaikat dihidupku, mosok masih mau mengeluh......
Alhamdulillah. Trimakasih ya Allah, atas semua yang Kau berikan.
Lindungi kami, dan selamatkan kami dunia dan akherat.
Aamiiin.
Thursday, April 30, 2015
Monday, April 20, 2015
Catatan Untuk Anak2, Juga Teman2 Survivor
Awal aku membuat blog ini, hanya ingin menuliskan perjalanan pengobatan dan perjuangan untuk bertahan, buat anak2ku kelak. Ketika aku sudah 'berangkat'
Tak dinyana tak diduga, begitu banyak teman-teman yg membaca bahkan akhirnya menghubungi aku untuk sekedar sharing atau butuh informasi tentang kanker.
Alhamdulillah.
Bahkan aku sempat punya keinginan untuk bergabung dengan komunitas pendampingan ( apa ya namanya ) yg melakukan pendampingan pada pasien-pasien yg memang dokter sudah angkat tangan.
Ternyata.....
Ketika hasil USG menunjukkan ada penyebaran 4 titik di ketiak kiri, lalu tulang punggung sebelah kiri pas dibelakang benjolan mulai sakit, ditambah tulang belakang bawah dan kaki kananku yg linu tingkat dewa setiap pagi.....menyadarkan aku kalau justru aku yg butuh pendampingan.
SOMEONE HELP ME......
Tentu aku selalu berusaha membasahi lisan dengan berdzikir, mengingat Allah sebagai sumber kekuatanku.
Tapi ketika tidak ada yg support tentang kankerku, ada perasaan LONELY......meweekk....
Kebetulan aku type orang yg ga suka manja. Aku terlalu gengsi untuk minta tolong. Aku selalu merasa mampu melakukan sendiri.
Jadi ketika aku ga bisa pasang rompi sendiri aja, rasanya tersiksa. Karena harus minta bantuan. Aku merasa ga mampu. Sedih banget.
Anehnya, ada saatnya pula aku sensitif, kenapa mereka ga bantu aku? Padahal sebetulnya akunya yg ga minta dibantu. Tetep aja ada perasaan terabaikan.
Tapi yakinlah.....Allah tidak pernah mengabaikan umatnya. Terus berbuat baik, berdoa dan berusaha.
Dan tetap semangat..........
Tak dinyana tak diduga, begitu banyak teman-teman yg membaca bahkan akhirnya menghubungi aku untuk sekedar sharing atau butuh informasi tentang kanker.
Alhamdulillah.
Bahkan aku sempat punya keinginan untuk bergabung dengan komunitas pendampingan ( apa ya namanya ) yg melakukan pendampingan pada pasien-pasien yg memang dokter sudah angkat tangan.
Ternyata.....
Ketika hasil USG menunjukkan ada penyebaran 4 titik di ketiak kiri, lalu tulang punggung sebelah kiri pas dibelakang benjolan mulai sakit, ditambah tulang belakang bawah dan kaki kananku yg linu tingkat dewa setiap pagi.....menyadarkan aku kalau justru aku yg butuh pendampingan.
SOMEONE HELP ME......
Tentu aku selalu berusaha membasahi lisan dengan berdzikir, mengingat Allah sebagai sumber kekuatanku.
Tapi ketika tidak ada yg support tentang kankerku, ada perasaan LONELY......meweekk....
Kebetulan aku type orang yg ga suka manja. Aku terlalu gengsi untuk minta tolong. Aku selalu merasa mampu melakukan sendiri.
Jadi ketika aku ga bisa pasang rompi sendiri aja, rasanya tersiksa. Karena harus minta bantuan. Aku merasa ga mampu. Sedih banget.
Anehnya, ada saatnya pula aku sensitif, kenapa mereka ga bantu aku? Padahal sebetulnya akunya yg ga minta dibantu. Tetep aja ada perasaan terabaikan.
Tapi yakinlah.....Allah tidak pernah mengabaikan umatnya. Terus berbuat baik, berdoa dan berusaha.
Dan tetap semangat..........
Tuesday, April 7, 2015
Tulang Ekor Kambuh
Tiba2 bangun dari sujud, pinggang seperti putus. Sakit bukan main.
Padahal kami baru saja kedatangan tamu, yg rencananya akan bermalam beberapa hari.
Rasa sakit yg salah waktu.
Dulu aku pernah mengalami hal yg sama. Masalah tulang ekor.
Buat duduk sakit, apalagi berdiri. Rasa linu akan menjalar sampai ujung jari kaki.
Linu yg luar biasa.
Saat itu aku istirahat total, bedrest selama 1 bulan lebih.
Hanya tidur tengkurap, atau berdiri sebentar untuk mandi. Yg lain aku lakukan dengan tengkurap atau tidur miring meskipun hanya mampu sesaat.
Setelah sebulan lebih bedrest, mulai bisa duduk sebentar. Pelan-pelan aku belajar berdiri dan berjalan.
Biang kerok sakit ini, aku masih ingat ketika aku bermain ditempat tidur. Kemudian aku jatuh terjengkang, dan aku jatuh terduduk di lantai dengan kepala membentur dipan disebelahnya. Aku harus merambat untuk bangun, lalu tiduran diatas dipan. Bapak dan ibu tidak tau, dan akupun tidak cerita hal itu kepada beliau. Takut.
Pengalaman kedua, waktu bapak mengajak ke Jepara untuk hunting kayu kebutuhan pembangunan rumah kami. Sepanjang jalan adalah siksaan buat tulang ekorku. Apalagi kalau harus turun dari mobil, pinggang rasanya lepas. Jadilah aku jalan dengan terseok-seok.
Meskipun demikian, tampaknya bapak ngga tau kalau aku kesakitan.
Saat pulang ke Jogja, sesampai di Semarang, aku nangis. Ngga kuat lagi.
Toh perjalanan harus diteruskan. Karena anakku ngga mau kalau besuk harus bolos sekolah.
Dari Semarang sampai Jogja, aku tiduran sambil menahan sakit yg sangat parah. Serasa mau pingsan.
Hanya bisa pasrah sama Allah.
Sakit kali ini, sakit yg salah waktu ini, cukup menguras kesabaran. Menjamu tamu. Dan, tamu kami minta diantar ke Kebumen.
Kebayang kan......
Lupakan bedrest.
Aku siap dengan pengalaman sakit sepanjang perjalanan ke Jepara.
Ah ternyata tidak separah waktu itu. Tapi tetep aja sakit.
Dan.....
Sampai saat aku menulis ini, hampir sebulan, sakit itu belum hilang.
Terutama saat bangun tidur. Linu nya setengah mati. Bener-bener setengah mati.
Sering aku menangis, dan kembali merebahkan tubuhku.
Beberapa saat aku mencoba menggerak-gerakan kakiku. Lalu pelan-pelan mencoba bangun. Mencoba beberapa kali, sampai kakiku mampu menopang badanku.
Baru aku bisa berwudlu, dan sholat. Bisa, artinya aku mampu menahan rasa sakit.
Duduk juga menyiksa buat aku. Sementara aktifitas jalan terus, bahkan banyak tamu. Ya Allah kuatkan aku.
Beberapa kali aku minta tolong untuk menggosokkan minyak gondopuro kesukaanku. Tapi lama-lama aku ngga enak merepotkan. Sebetulnya aku berharap ada yg menawarkan utk menggosokkan, ternyata aku cukup terlihat sehat dimata mereka. Alhamdulillah.
Sakit dikaki ini, membuat aku lalai dengan kankerku.
Baru kalau aku teringat bahwa sudah ada 4 benjolan didekat ketiak, aku buru-buru menggunakan rompiku.
Sayangnya, mereka pun lalai.
Lupa kalau ada penderita kanker dirumah kami.
Jadilah aku berusaha peduli badan sendiri. Disisi lain aku tetep harus peduli dengan seisi rumah, dan sekitar. Karena sudah bawaan orok buat aku, untuk peduli sama orang lain.
Tapi suka kepengen, orang lain peduli ke sakit ku juga.
Heloo....berbuat baik kan ngga boleh mengharap balasan sama org tersebut. Hanya boleh berharap kepada Allah.
Bahkan kalau bisa ngga usah berharap balasan dari Allah. Biarlah Allah yg mengatur buat kita. Tugas kita hanya berbuat baik. Yg terbaik yg kita mampu.
Sebetulnya aku tau itu, tapi kadang kalau orang ngga peduli sama sakitku, suka sebel juga. Heheee....
Astaghfirulloh.....
Ya aku kan manusia, tempatnya salah dan alpa. Pokoknya banyak-banyak istighfar.
.......NGELES......
Padahal kami baru saja kedatangan tamu, yg rencananya akan bermalam beberapa hari.
Rasa sakit yg salah waktu.
Dulu aku pernah mengalami hal yg sama. Masalah tulang ekor.
Buat duduk sakit, apalagi berdiri. Rasa linu akan menjalar sampai ujung jari kaki.
Linu yg luar biasa.
Saat itu aku istirahat total, bedrest selama 1 bulan lebih.
Hanya tidur tengkurap, atau berdiri sebentar untuk mandi. Yg lain aku lakukan dengan tengkurap atau tidur miring meskipun hanya mampu sesaat.
Setelah sebulan lebih bedrest, mulai bisa duduk sebentar. Pelan-pelan aku belajar berdiri dan berjalan.
Biang kerok sakit ini, aku masih ingat ketika aku bermain ditempat tidur. Kemudian aku jatuh terjengkang, dan aku jatuh terduduk di lantai dengan kepala membentur dipan disebelahnya. Aku harus merambat untuk bangun, lalu tiduran diatas dipan. Bapak dan ibu tidak tau, dan akupun tidak cerita hal itu kepada beliau. Takut.
Pengalaman kedua, waktu bapak mengajak ke Jepara untuk hunting kayu kebutuhan pembangunan rumah kami. Sepanjang jalan adalah siksaan buat tulang ekorku. Apalagi kalau harus turun dari mobil, pinggang rasanya lepas. Jadilah aku jalan dengan terseok-seok.
Meskipun demikian, tampaknya bapak ngga tau kalau aku kesakitan.
Saat pulang ke Jogja, sesampai di Semarang, aku nangis. Ngga kuat lagi.
Toh perjalanan harus diteruskan. Karena anakku ngga mau kalau besuk harus bolos sekolah.
Dari Semarang sampai Jogja, aku tiduran sambil menahan sakit yg sangat parah. Serasa mau pingsan.
Hanya bisa pasrah sama Allah.
Sakit kali ini, sakit yg salah waktu ini, cukup menguras kesabaran. Menjamu tamu. Dan, tamu kami minta diantar ke Kebumen.
Kebayang kan......
Lupakan bedrest.
Aku siap dengan pengalaman sakit sepanjang perjalanan ke Jepara.
Ah ternyata tidak separah waktu itu. Tapi tetep aja sakit.
Dan.....
Sampai saat aku menulis ini, hampir sebulan, sakit itu belum hilang.
Terutama saat bangun tidur. Linu nya setengah mati. Bener-bener setengah mati.
Sering aku menangis, dan kembali merebahkan tubuhku.
Beberapa saat aku mencoba menggerak-gerakan kakiku. Lalu pelan-pelan mencoba bangun. Mencoba beberapa kali, sampai kakiku mampu menopang badanku.
Baru aku bisa berwudlu, dan sholat. Bisa, artinya aku mampu menahan rasa sakit.
Duduk juga menyiksa buat aku. Sementara aktifitas jalan terus, bahkan banyak tamu. Ya Allah kuatkan aku.
Beberapa kali aku minta tolong untuk menggosokkan minyak gondopuro kesukaanku. Tapi lama-lama aku ngga enak merepotkan. Sebetulnya aku berharap ada yg menawarkan utk menggosokkan, ternyata aku cukup terlihat sehat dimata mereka. Alhamdulillah.
Sakit dikaki ini, membuat aku lalai dengan kankerku.
Baru kalau aku teringat bahwa sudah ada 4 benjolan didekat ketiak, aku buru-buru menggunakan rompiku.
Sayangnya, mereka pun lalai.
Lupa kalau ada penderita kanker dirumah kami.
Jadilah aku berusaha peduli badan sendiri. Disisi lain aku tetep harus peduli dengan seisi rumah, dan sekitar. Karena sudah bawaan orok buat aku, untuk peduli sama orang lain.
Tapi suka kepengen, orang lain peduli ke sakit ku juga.
Heloo....berbuat baik kan ngga boleh mengharap balasan sama org tersebut. Hanya boleh berharap kepada Allah.
Bahkan kalau bisa ngga usah berharap balasan dari Allah. Biarlah Allah yg mengatur buat kita. Tugas kita hanya berbuat baik. Yg terbaik yg kita mampu.
Sebetulnya aku tau itu, tapi kadang kalau orang ngga peduli sama sakitku, suka sebel juga. Heheee....
Astaghfirulloh.....
Ya aku kan manusia, tempatnya salah dan alpa. Pokoknya banyak-banyak istighfar.
.......NGELES......
Subscribe to:
Posts (Atom)