Saturday, March 1, 2014

Cerita dari Ruang Tunggu ttg Kanker Payudara dan Kanker Tulang Ibu Lupi Dian



Banyak orang yang tidak mengerti apa itu kanker dan bagaimana penanganannya, apa yang harus dilakukan dan ke dokter mana saya harus berobat. Kurangnya pengetahuan tentang kanker atau bahkan menyepelekan penyakit ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya, ibarat  menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak.

Cerita dibawah ini merupakan kisah nyata  yang dialami oleh Ibu Lupi Dian Aricrhisna. Deteksi dini kanker payudara juga tidak membuat ibu dua anak ini cepat terlepas dari penyakit kankernya. Beliau selalu rutin melakukan medical check up  ( pemeriksaan medis)  setiap awal tahun. 
Pada Januari 2011 dari hasil USG yang  dilakukan disalah satu rumah sakit swasta di Jakarta  menyatakan bahwa dicurigai adanya tumor payudara di sebelah kanan.

Namun dari hasil USG tersebut Ibu Lupi Dian tidak melakukan tindakan apapun atau melakukan konsultasi kepada dokter Onkologi.

Satu tahun kanker tersebut hanya didiamkan tanpa dilakukan tindakan. Tepat pada tahun berikutnya di Januari 2012 hasil USG menunjukkan adanya massa besar disebelah kanan dan benjolan juga sudah terasa keras apabila diraba dari luar. Setelah hasil dari USG menyatakan terdapat massa tumor di bagian payudara kanan kemudian Ibu Lupi Dian melakukan konsultasi dengan dokter Onkology. Dokter tersebut menyarankan untuk dilakukan pengangkatan massa tumor pada payudara sebelah kanan.
 
Sampai pada bulan Juli 2012 operasi pengangkatan massa tumor tidak dilaksanakan dan pada bulan-bulan tersebut Ibu Lupi Dian sering mengeluh pegal pada bagian tulang belakang dan sering melakukan pijat atau urut untuk mengurangi rasa pegal tersebut.
Tetapi rasa pegal yang diderita tidak kunjung hilang hingga akhirnya Ibu Dian memeriksakan ke dokter tulang.

Ketika konsultasi dengan dokter tulang, dilakukan Bonescan untuk melihat penyebab keluhan yang sering dirasakannya. Dari hasil Bonescan dinyatakan bahwa terdapat penyebaran massa kanker ke bagian tulang.

Waktu yang cukup lama dari awal didiagnosa sampai saat ini, sekitar satu setengah tahun. Ibu Lupi pun kembali melakukan konsultasi dengan dokter onkologi yang berbeda.
Dari pemeriksaan klinis diketahui Carcinoma Mammae stadium IV, dengan segera dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan Radioterapi sebanyak 3 tahap yang masing-masing dilakukan 10 kali penyinaran, kemudian Operasi pengangkatan payudara sebelah kanan dan yang terakhir Kemoterapi.


Kondisi Ibu Lupi pun hanya bisa terbaring semenjak dinyatakan bahwa massa cancer mulai bermigrasi ke bagian tulang.  Radioterapi dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai September 2012. Setelah dilakukan radioterapi, rasa pegal yang sering dialami, berangsur berkurang. Hingga kemudian dilakukan operasi pengangkatan payudara sebelah kanan pada tanggal 12 September 2012 dan ditambahkan dengan injeksi Bondronat untuk tulang.
Pasca operasi, pengobatan golden standard pun dilanjutkan yakni kemoterapi siklus pertama dengan pemberian obat kombinasi Herceptin, Taxotere dan Carboplatin. Saat itu masih bulan September 2012, kondisi Ibu Lupi Dian pun tidak mengalami banyak perbaikan bahkan kondisinya sempat drop setelah dilakukan kemoterapi siklus ke-2 pada bulan oktober 2012.


Dirasa kondisi pasien yang semakin drop dan tidak bisa melanjutkan untuk siklus ke-3, kemudian tim dokter dan atas permintan keluarga mengganti obat kemoterapi dengan kemo oral yaitu Xelodadan Zometa untuk tulang.
Selesailah tahapan golden standard dalam terapi penanganan medis, kondisi Ibu Lupi Dian pun masih sama. Ya ,hanya bisa berbaring. 

Kemudi­­­an menjalani terapi electro statis dan mulai intens pemakaian pada bulan Januari 2013.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan Ibu Lupi Dian pun hanya bisa terbaring di tempat tidur. Pada tanggai 31 Mei 2013 dilakukan review patologi anatomi (PA) untuk dibandingkan dengan hasil sebelumnya, hasil dugaan sebagai Neuroendocrine Carcinoma. Ya, belum ada perbaikan.
Mulai bulan Juni 2013 Ibu Lupi Dian dibantu Fisioterapi untuk bisa mulai bergerak sedikit demi sedikit dan bahkan bisa duduk di kursi roda.


Sampai dilakukan pemeriksaan PET CT ke-2 pada bulan Desember 2013  untuk dibandingkan dengan PET CT sebelumnya. Hasil PET CT terakhir menyatakan sebagian besar massa kanker di tulang dan liver hilang meskipun ada massa baru yang mulai timbul di bagian leher.

 
Saat ini kondisi Ibu Lupi Dian sudah bisa berdiri meskipun cuma sebentar. Konsumsi kemo oral dan herbal juga masih dijalani sampai sekarang dan rutin berkonsultasi dengan ahli fisika medis untuk terapi elektro statis nya. Puji syukur tak henti-hentinya beliau ucapkan atas perbaikan yang sedikit demi sedikit dialaminya. Dan harapan bagi kita semua agar Ibu Lupi Dian bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

No comments:

Post a Comment