Ketika aku sudah positif sebagai penyandang kanker, aku mulai tanya kanan-kiri, dan lebih rajin browsing. Alhamdulillah aku dan keluarga tidak down gara2 penyakit ini. Aku selalu menyampaikan pada mereka....jangan khawatir dengan kankerku. Aku tidak akan meninggal gara2 kanker. Aku hanya akan meninggal jika sudah saatnya. Bila ??......hanya Alaah yang tau.
Secara medis atau kimia, pengobatan kanker melalui operasi plus kemoterapi plus radioterapi. Itu satu paket.
Operasi, aku yakin mampu, karena dua kali aku melahirkan secara caesar. Tapi mendengar cerita ibu2 yang sudah menjalani kemoterapi, rasanya aku ngga sanggup. Berdasarkan pengalaman, bapak juga berbagi cerita, bagaimana tersiksanya menjalani kemoterapi. Mual, muntah, susah makan, rambut rontok, kuku menghitam. Sebelum kemoterapi, pasien akan diperiksa kesehatannya, layak atau tidaknya menjalani kemo. Kalau kurang layak alias kurang sehat, dokter akan mengatasi dengan obat2 dosis tinggi. Supaya secepatnya pasien siap untuk menjalani kemoterapi, sesuai jadwal. Tiap 3 minggu sekali. Kalau berdasarkan ngobrol2 sama pasien di klinik, rata2 menjalani 6 kali kemoterapi, minimal 4 kali.
Sepertinya, pasien kanker yang tidak ada gejala sakit sama sekali, akan mengalami kesakitan yang luar biasa setelah operasi. Pantas aja, banyak pasien kanker tidak mau menjalani operasi, dan memilih pengobatan alternatif.
Sebetulnya, aku juga ingin menjalani pengobatan alternatif. Tapi apa ? Begitu banyak penawaran, malah membingungkan. Dan semua mahal.
Aku masih menunda keputusan. Apakah operasi atau alternatif ?
Selain itu, aku masih menata hati, menata mental, jika akhirnya harus operasi.
Tiba2, ketika Kaela menonton acara Laptop si Unyil di tv, secara ngga sengaja aku menolah.....pas Unyil bercerita tentang terapi kanker secara fisika. Penasaran..........
Sepintas.....aku cuma sempat mengingat nama alatnya ECCT. Segera aku cari informasi tentang alat ECCT melalui internet.
Merasa yakin dengan alat dan pembuatnya, pas kebetulan ada acara ke Jakarta & Bandung, aku menghubungi C-Tech Lab, klinik Dr. Warsito telp 021.293148613. Aku menjadwalkan untuk konsultasi. Alamatnya di Jl Jalur sutra kav spektra 23C no 10-11, Alam Sutra, Tangerang.
Hari pertama gagal, gara2 hasil mammografi dan USG nya tertinggal. Besuknya, hari rabu tgl 8 Mei, berniat berangkat pagi2 ternyata kesiangan dan sampai di Tangerang sudah jam 10. Mengisi data2, lalu antri. Jam 14 baru mendapat giliran konsultasi. Setelah dijelaskan, tentang cara kerjanya, tentang pola makan, tentang jadwal konsultasi, tentang nomer kontak yg bisa dihubungi kapan aja.....lalu aku diukur untuk pembuatan rompi. Alhamdulillah stoknya ada, jadi bisa ditunggu langsung bawa pulang. Ngga perlu dikirim.
Antri lama lagi untuk scanning. Akhirnya jam 17 lebih, baru bisa keluar dari klinik.
Istirahat sebentar, makan, sholat, akhirnya melanjutkan perjalanan ke Bandung. Lebih tepatnya, memulai perjalanan. Bismillahirrahmanirrahim.
Semoga perjalannya aman dan lancar. Semoga ikhtiarku diijabah oleh Allah. Aamiin.....
Dari dulu, aku rajin SADARI....periksa payudara sendiri.
Selalu membandingkan, antara yang kanan dan yang kiri. Oh sama, berarti aman.
Suatu saat, tiba-tiba aku menyadari kalau benjolan disebelah kiri lebih besar dari yang kanan. Tapi karena tidak mengganggu, aku masih tenang-tenang aja.
Sampai ketika bapak meminta untuk segera diperiksa ke dokter. Pastikan itu aman, kata bapak. Kalau ganas, harus segera dilakukan pengobatan, mumpung masih dini.
Aku setuju. Setelah browsing2 untuk cari informasi dan menguatkan mental, aku pergi ke RS Panti Rapih. Dokter onkologi menawarkan, diangkat benjolannya lalu diperiksa ke patologi....atau di biopsi untuk pemeriksaan patologi, baru dioperasi.
Aku memutuskan untuk dibiopsi dulu. Menunggu dokter yang lain, beberapa jam kemudian dilakukan biopsi. Benjolan diambil cairannya melalui jarum suntik. Disedot.
Ngga begitu sakit.
Tapi menunggu hasil pemeriksaan selama 3 hari, sangat tidak nyaman.
Dan ternyata hasilnya...tidak ditemukan sel ganas pada benjolan tersebut. Alhamdulillah.
Kembali kosultasi ke dokter onkologi RS Panti Rapih, dokter tetap menyarankan untuk segera diangkat. Dan membuatkan surat pengantar.
Bimbang. Aku mencari second opinion dari dokter lain. Setelah membaca hasil pemeriksaannya, dokter di Bandung ini menyarakan menunda operasi. Tunggu 3 bulan.
Kalau selama 3 bulan tidak membesar, benjolan ngga perlu diangkat.
Sambil menunggu 3 bulan, aku ditawari temennya bapak, minum herbal berupa jamu godog. Per paket idr.750 ribu untuk 20 hari. Jamu dikirim dari Surabaya.
Setelah paket ke 3, aku menyerah. Ngga kuat sama pahitnya.
Bayangkana, tiap hari harus minum 4 gelas jamu pahit. Buat aku yang ngga pernah minum jamu, karena ngga doyan pahit, itu sangat menyiksa.
Ternyata 3 bulan kemudian, alhamdulillah benjolan tidak membesar. Aku memutuskan tidak melalukan operasi.
Setengah tahun kemudian, aku merasakan benjolan mengeras. Meskipun tidak membesar.
Setelah berpikir dan berpikir, dan bertanya, juga rajin browsing....aku memeriksakan ke klinik onkologi di Kotabaru. Dokter menyarankan pemeriksaan MAMMOGRAFI, USG dan AJH/aspirasi jarum halus.
Loh kan dulu sudah ??.... Dokter minta diulang. Laahhhh.......
Karena alat mammografi di klinik tersebut rusak, aku disarankan periksa di KLINIK TULIP di RS Sarjito.
Sempat mencari alternatif tempat lain, karena membayangkan RS Sarjito yang 'ruwet dan kumuh'. Tapi akhirnya aku periksa di Klinik Tulip dengan pertimbangan peralatannya lengkap. Dan biayanya lebih murah dari pada ditempat lain.
Ternyata tempatnya nyaman, dan eksklusif. Khusus untuk urusan kanker.
Pertama aku masuk ruangan untuk mammografi. Aku harus melepas baju bagian atas, tapi kerudung panjangku boleh dipakai. Rasanya nyaman hehee......dan ngga kedinginan. AC ruangannya dingin banget. Atau ruangannya yang kecil yaa....
Hasilnya......tidak ditemukan sel ganas. Alhamdulillah.....
Kedua, aku antri untuk USG. Alhamdulillah cuma beberapa orang.
Ternyata oh ternyata, dokternya ngga muncul2. Keselip kemana dok?
Setelah jam 14.00 akhirnya diganti dokter lain. Alhamdulillah. Karena kepalaku pulai puyeng dan kelaparan, gara2 kelamaan nunggu.
Hasilnya.....aman. Alhamdulillah.
Saran dokter, biopsi patologi, karena benjolannya keras.
Sayangnya ketika aku minta dilakukan AJH, ditolak. Alasannya sudah hampir jam 15.00. Malahan aku disarankan konsultasi sama dokter.
Lusanya aku konsultasi sama dokter. Apakah langsung operasi atau AJH ? Dokter minta AJH. Karena kalau tumor, hanya benjolannya yang dibuang. Tapi kalau kanker, payudara harus dibuang semua. Menghindari penyebaran.
Hari itu juga, aku melakukan AJH di Klinik Tulip. Dokternya perempuan pakai kerudung panjang, bicaranya sangat menenangkan. Dia bilang mau diambil 2 kali, di 2 sisi benjolan.
Pertama, lancar. Kedua, sempat ngadat ngga dapat2, tapi akhirnya selesai juga. Alhamdulillah.
Menunggu beberapa jam, hasilnya diserahkan. Aku tidak antusias untuk membuka amplop coklat tersebut. Karena dulu aku sudah pernah AJH, dan hasilnya tidak ada yang ganas. Mana mungkin sekarang jadi ganas. Info dari seorang teman facebook, seorang dokter onkologi di Bandung, sel jinak selamanya ngga akan menjadi ganas. Aku PD abis.
Diperjalanan bapak membuka amplopnya, dan membaca.
Kata bapak, " Ya sudah. Berarti harus segera dioperasi. Biar ngga menyebar kemana2. Untung ketahuan sejak dini."
"Maksud bapak?"......
"La ini ganas" saut bapak
Penasaran, aku mengambil lembaran kertas putih tersebut dari tangan bapak. Membaca.....
Lalu aku mengambil napas panjang.......DITEMUKAN SEL GANAS.
Antara tidak percaya, karena biopsi yang pertama hasilnya negatif. Bahkan kemarin, MAMMO & USG juga negatif. Kenapa jadi begini........
Allah Maha Kuasa. Semua terjadi atas kehendakNYA. Apapun maksudNYA, semoga kanker ini semakin mendekatkan aku padaNYA. Semoga kanker ini menggugurkan dosa2ku. Semoga kanker ini menjadi hikmah/pelajaran bagi orang2 disekitarku. Semoga kanker ini bermanfaat.
Sepanjang jalan aku terus berdoa. Belajar ikhlas atas kehendakNYA.
Dan meyakinkan bapak, bahwa aku tidak akan mati karena kanker. Aku akan mati ketika sudah waktunya. Jangan pernah menyalahkan kanker ini. Kanker ini adalah anugerah buatku.
ALHAMDULILLAHIRABBIL ALAMIN
Kista ini terletak dibibir vagina. Ketika kecil tidak akan terasa jika tidak diraba. Dan tanpa gejala apapun.
Hanya pada saat terjadi peradangan, biasanya karena bakteri, maka timbul rasa sakit di selangkangan. Buat duduk sakit. Bahkan bisa sampai susah untuk berjalan.
Awalnya, benjolan di bagian dalam bibir vagina sebelah kanan ini, teraba pada saat aku mencoba tes IVA ( Individual Valuntary Arrangement ). Biasanya aku melakukan Pap Smear, mereka hanya mengambil cairanya untuk diperiksa. Pada tes IVA, vagina dibersihkan dan jika perlu baru disarankan Pap Smear. Kalau aman, tidak akan direkomendasikan.
Dari tes IVA lah, ditemukan benjolan disisi kanan bibir vagina. Kata bu bidan, "Segera dibuang aja. Nanti kalau semakin besar, semakin sakit proses pengangkatannya"
Tapi dasar aku, karena merasa tidak ada keluhan, dicuekin aja.
Setelah hampir dua tahun, tiba-tiba aku merasakan sakit sekali di selangkangan. Susah buat jalan, buat duduk sakitnya setengah mati. Gawatnya, pagi itu aku harus mengantar sekolah pakai motor.
Kebayangkan, sakit diselangkangan, harus naik motor.....hedehh.....aku terpaksa duduk agak miring. Dan setengah berdiri. Karena sakitnya ngga ketulungan.
Dari hasil browsing, katanya keluhan seperti itu bisa dikurangi gejalanya dengan berendam air hangat.
Maka aku rajin berendam air hangat setiap mau mandi. Alhamdulillah sakitnya berkurang, dan berangsur menghilang.
Setahun kemudian, aku merasakan sakit diselangkangan. Seperti dulu.
Kali ini aku memeriksakan ke RS Panti Rapih. Dokternya perempuan. Sayangnya, sebagai sesama perempuan, dokter tersebut kurang teliti. Meskipun sudah menggunakan USG.
Dokter hanya bilang, sepertinya tadi ada radang, tapi radangnya sudah sembuh. Aku hanya ditawari vitamin aja. Padahal buat duduk aja, sakitnya minta ampun.
Kecurigaanku terbukti, beberapa bulan kemudian, ada benjolan dibibir vagina sebelah kanan. Meskipun tidak sakit, tidak mengganggu, tapi lama2 mengeluarkan bau yang kurang sedap.
Oh yaa...aku masih rajin berendam air hangat setiap mandi.
Kali ini aku curiga, jangan2 ada kanker di perutku.....
Aku periksa ke RS PKU Muhammadiyah. Dokternya perempuan dan cantik, secantik nama penyakitnya KISTA BARTHOLINI. Dan sangat teliti, tidak seperti dokter perempuan yang dulu memeriksa.
Aku sempat bertanya, kenapa bisa ada benjolan? kenapa bau? Menurut dokter, di sekeliling bibir vagina itu jaringan, jika jaringan tersebut tersumbat, maka timbullah kista. Jika terkena bakteri, timbullah radang. Kenapa tersumbat, salah satunya karena pemakaian celana ketat. Hati2 buat yang masih suka pakai celana ketat.....
Kenapa bau? Ternyata dari cairan didalam kista. Mungkin karena aku sering berendam air hangat, kista itu nyaris tidak pernah radang dan menimbulkan rasa sakit, dan kistanya sudah membuka dan mengeluarkan cairannya. Tau2 membesar dan bau.
Setelah diperiksa, dokter menyarankan segera dibuang benjolannya. Operasi kecil. Oneday care.
Karena waktu itu masih pagi, aku minta dioperasi hari itu juga. Kebetulan aku belum sempat sarapan, jadi dianggap sudah puasa. Syarat buat operasi, perut kosong minimal 6 jam.
Akhirnya aku dioperasi jam 11.00. Sempat deg2an, paranoid sama bius lokal. Alhamdulillah, dokternya sangat pengertian, karena operasi kista bartholini bisa juga dengan bius lokal. Tapi jangan ditanya sakitnya......
Proses operasi sangat cepat. Aku sadar dari pengaruh bius, ketika mendengar adzan dluhur. Alhamdulillah operasi sukses. Setelah menunggu proses pemulihan beberapa jam, aku pun bisa checkout.
Alhamdulillah ya Allah.....trimaksih sudah Kau angkat penyakitku, trimkasih buat suami yang setia mendampingi.
Ternyata proses penyembuhannya, lebih menyakitkan dari pada operasinya. Ya iya lah, di rumah kan bebas bius, yang ada hanya obat pereda nyeri. Tapi meskipun pereda nyeri dosis tinggi, tetep aja masih sakit. Selain lukanya, sisa benang jahitnya juga bikin sakit. Ditambah aku haid. Yaahhh......tambah ribet.
Pokoknya posisi yang paling nyaman, hanya tiduran dengan kaki ngangkang. Persis kayak orang abis disunat. Hehee....
Setelah dua kali kontrol ke dokter, alhamdulillah sebulan kemudian aku sembuh total.
Alhamdulillah.....
Meskipun aku sempat protes....Ya Allah rasanya vaginaku tidak aku pakai untuk hal2 yang ngga bener, kenapa diberi sakit ya Allah....tapi bukankah pakai celana ketat itu dilarang menurut islam? Dan dulu aku sering pakai, na'udzubillah.....
Astaghfirullahal'adzim....ampuni dosaku ya Allah, yang aku sengaja maupun yang tidak, yang tampak maupun yang tidak.....aamiiin...
Jangan salah sangka, benjolan di perut bukan hamil lo....tapi memang ada hubungannya dengan kehamilan.
Pada saat melahirkan si cantik, aku harus melahirkan melalui operasi cesar. Operasi cesar untuk yang kedua kali. Kakaknya dulu juga lewat operasi cesar.
Sejak kehamilan bulan ke-8, dokter sudah mendeteksi kalau bayinya sungsang. Bokongnya ada dijalan keluar. Nungging.
Dokter berusaha memutar posisi bayi, tapi tidak berhasil. Akhirnya jadwal operasi ditentukan. 17 agustus 2005.
Mungkin karena kurang menjaga kebersihan, jahitan di perutku timbul benjolan. Bahkan diujung bawah jahitan ada 'bolong' yang selalu berair.
Aku merawat si cantik, sendirian. Tanpa pembantu.
Memandikan, mencuci bajunya, dll. Sering kali aku baru sempat sarapan pada jam 11.
Mungkin pada saat aku berkeringat, aku ngga langsung ganti baju. Karena repot, atau terlalu capek. Sehingga luka jahitan diperut infeksi, dan timbul benjolan.
Dengan menggendong si cantik, aku kontrol ke dokter.
Aku masuk ke ruang periksa, sendirian. Si cantik dipangku papanya, di mobil.
Ketika dokter mulai memeriksa, aku minta dibius. Karena menurut dokter, harus dibersihkan.
"Ya" kata dokter.
Sementara menunggu biusnya, dokter memeriksa benjolannya. Dua didalam kulit. Satu sudah terbuka, diujung bawah jahitan.
Tiba-tiba........"Dokteeerrrrr" aku teriak sambil memegangi tangan dokter.
Tanpa ba bi bu, dokter memencet benjolan yg didalam. Secara manual. Maksudku tanpa bius.
Sakitnya.........lebih sakit dari melahirkan.
Lagiiii.........benjolan kedua, sakitnya tidak berkurang......sakiiitttttt.......
"Selesai. Tinggal yg bawah. Ga sakit koq"....kata dokter.
Memang tidak sakit kayak yang pertama, tapi tetep aja.....sakiiitttt.....
Selesai.
Aku keluar dari ruang periksa, masih lengkap dengan airmata sisa menangis. Bodo amat.....lupa sama yang lain. Yang ada, cuma sakit. Sampai rumah pun, sakitnya masih terasa.
Ya Allah, semua terjadi atas kehendakMu. Ampuni dosaku Ya Allah.
Benjolan kedua, muncul dilangit2 mulut. Kecil. Tapi kadang meradang. Kalau kena makanan, sakit.
Aku mencoba browsing.
Ternyata, jika ada benda2 asing seperti gigi palsu atau tambalan gigi atau yg lain, bisa menimbulkan resiko kanker mulut. Dan di gigi depanku sudah lama bertengger 'mahkota' atau gigi yg dikecilin lalu dibungkus. Karena gigi tersebut patah, gara2 makan keripik belut. Setiap ditambal selalu lepas.
Akhirnya dokter memutuskan diberi mahkota.
Na'udzubillah, semoga bukan kanker.
Kali ini aku tidak periksa ke dokter. Gambar tentang kanker mulutnya terlalu mengerikan. Maaf, aku ngga berani pasang gambarnya. Heheee.....
Setiap meradang, benjolannya aku olesin pasta gigi herbal. Alhamdulillah radangnya berkurang.
Kemudian setiap mau mandi, benjolannya aku olesi pasta gigi. Lalu mandi. Baru terakhirnya aku sikat gigi, plus menyikat benjolan tersebut. Pelan-pelan.
Alhamdulillah benjolan mengempis. Sampai sekarang tidak pernah membesar dan meradang lagi. Bahkan benjolannya nyaris tidak terlihat. Kecil banget.
Sampai saat ini, aku setia pada pasta gigi herbal tersebut. Selalu menyikat bukan hanya gigi, tapi juga gusi, mulut atas-bawah, lidah dan bibir.
Dan banyak istighfar.
Karena aku yakin, Allah telah mengingatkan aku. Mulutku sudah banyak melakukan kesalahan.
Astaghfirullahal'adzim.
Benjolan aneh yg pertama, ada di mataku.
Awalnya aku menganggap mata kotor karena debu. Obat tetes mata, beres!
Ternyata benjolan tersebut tidak mengecil atau menghilang. Bahkan mata rasanya semakin susah untuk dibuka lebar. Mataku yg belok jadi sendu. Halahh.....
Takut iritasi pada kornea, akhirnya aku periksa ke dokter mata. Kesimpulannya, benjolan tersebut harus dibuang. Menurut dokter, benjolan tersebut adalah lemak. Mungkin karena doyan makan coklat yaa....koq mengkambing hitamkan coklat ??
Tapi menurut dokter, salah satunya memang karena makanan berlemak, termasuk coklat.
Buatku, mungkin karena mataku sering melihat hal2 yg terlarang. Semoga sakit ini menggugurkan dosa2 mataku. Aamiiin.
Sesuai janji hari dan jam, aku ke RS Haji Surabaya, untuk melakukan operasi. Operasi kecil
Tidak perlu menunggu lama, aku mulai dibius. Bius lokal. Mata ditetesi.
Nunggu beberapa saat, masuk ruangan lagi, mulailah pembedahan.
Aku ngga tahu bagaimana prosesnya, tapi aku sangat surprise.
Rasanya.....bukan main sakitnya.
Aku bener2 nangis darah.....karena memang airmata tercampur darah.
Beruntung tidak makan waktu terlalu lama. Selesai.
Aku bisa langsung pulang. Meskipun dengan bercucuran airmata darah....
Semua orang ketakutan melihat aku menangis darah. Mungkin mereka pikir dibalik perban, mataku luka parah. Padahal luka sayatannya pun tidak tampak.
Alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah kambuh lagi. Meskipun aku masih doyan makan coklat.