Dari dulu, aku rajin SADARI....periksa payudara sendiri.
Selalu membandingkan, antara yang kanan dan yang kiri. Oh sama, berarti aman.
Suatu saat, tiba-tiba aku menyadari kalau benjolan disebelah kiri lebih besar dari yang kanan. Tapi karena tidak mengganggu, aku masih tenang-tenang aja.
Sampai ketika bapak meminta untuk segera diperiksa ke dokter. Pastikan itu aman, kata bapak. Kalau ganas, harus segera dilakukan pengobatan, mumpung masih dini.
Aku setuju. Setelah browsing2 untuk cari informasi dan menguatkan mental, aku pergi ke RS Panti Rapih. Dokter onkologi menawarkan, diangkat benjolannya lalu diperiksa ke patologi....atau di biopsi untuk pemeriksaan patologi, baru dioperasi.
Aku memutuskan untuk dibiopsi dulu. Menunggu dokter yang lain, beberapa jam kemudian dilakukan biopsi. Benjolan diambil cairannya melalui jarum suntik. Disedot.
Ngga begitu sakit.
Tapi menunggu hasil pemeriksaan selama 3 hari, sangat tidak nyaman.
Dan ternyata hasilnya...tidak ditemukan sel ganas pada benjolan tersebut. Alhamdulillah.
Kembali kosultasi ke dokter onkologi RS Panti Rapih, dokter tetap menyarankan untuk segera diangkat. Dan membuatkan surat pengantar.
Bimbang. Aku mencari second opinion dari dokter lain. Setelah membaca hasil pemeriksaannya, dokter di Bandung ini menyarakan menunda operasi. Tunggu 3 bulan.
Kalau selama 3 bulan tidak membesar, benjolan ngga perlu diangkat.
Sambil menunggu 3 bulan, aku ditawari temennya bapak, minum herbal berupa jamu godog. Per paket idr.750 ribu untuk 20 hari. Jamu dikirim dari Surabaya.
Setelah paket ke 3, aku menyerah. Ngga kuat sama pahitnya.
Bayangkana, tiap hari harus minum 4 gelas jamu pahit. Buat aku yang ngga pernah minum jamu, karena ngga doyan pahit, itu sangat menyiksa.
Ternyata 3 bulan kemudian, alhamdulillah benjolan tidak membesar. Aku memutuskan tidak melalukan operasi.
Setengah tahun kemudian, aku merasakan benjolan mengeras. Meskipun tidak membesar.
Setelah berpikir dan berpikir, dan bertanya, juga rajin browsing....aku memeriksakan ke klinik onkologi di Kotabaru. Dokter menyarankan pemeriksaan MAMMOGRAFI, USG dan AJH/aspirasi jarum halus.
Loh kan dulu sudah ??.... Dokter minta diulang. Laahhhh.......
Karena alat mammografi di klinik tersebut rusak, aku disarankan periksa di KLINIK TULIP di RS Sarjito.
Sempat mencari alternatif tempat lain, karena membayangkan RS Sarjito yang 'ruwet dan kumuh'. Tapi akhirnya aku periksa di Klinik Tulip dengan pertimbangan peralatannya lengkap. Dan biayanya lebih murah dari pada ditempat lain.
Ternyata tempatnya nyaman, dan eksklusif. Khusus untuk urusan kanker. Pertama aku masuk ruangan untuk mammografi. Aku harus melepas baju bagian atas, tapi kerudung panjangku boleh dipakai. Rasanya nyaman hehee......dan ngga kedinginan. AC ruangannya dingin banget. Atau ruangannya yang kecil yaa....
Hasilnya......tidak ditemukan sel ganas. Alhamdulillah.....
Kedua, aku antri untuk USG. Alhamdulillah cuma beberapa orang.
Ternyata oh ternyata, dokternya ngga muncul2. Keselip kemana dok?
Setelah jam 14.00 akhirnya diganti dokter lain. Alhamdulillah. Karena kepalaku pulai puyeng dan kelaparan, gara2 kelamaan nunggu.
Hasilnya.....aman. Alhamdulillah.
Saran dokter, biopsi patologi, karena benjolannya keras.
Sayangnya ketika aku minta dilakukan AJH, ditolak. Alasannya sudah hampir jam 15.00. Malahan aku disarankan konsultasi sama dokter.
Lusanya aku konsultasi sama dokter. Apakah langsung operasi atau AJH ? Dokter minta AJH. Karena kalau tumor, hanya benjolannya yang dibuang. Tapi kalau kanker, payudara harus dibuang semua. Menghindari penyebaran.
Hari itu juga, aku melakukan AJH di Klinik Tulip. Dokternya perempuan pakai kerudung panjang, bicaranya sangat menenangkan. Dia bilang mau diambil 2 kali, di 2 sisi benjolan.
Pertama, lancar. Kedua, sempat ngadat ngga dapat2, tapi akhirnya selesai juga. Alhamdulillah.
Menunggu beberapa jam, hasilnya diserahkan. Aku tidak antusias untuk membuka amplop coklat tersebut. Karena dulu aku sudah pernah AJH, dan hasilnya tidak ada yang ganas. Mana mungkin sekarang jadi ganas. Info dari seorang teman facebook, seorang dokter onkologi di Bandung, sel jinak selamanya ngga akan menjadi ganas. Aku PD abis.
Diperjalanan bapak membuka amplopnya, dan membaca.
Kata bapak, " Ya sudah. Berarti harus segera dioperasi. Biar ngga menyebar kemana2. Untung ketahuan sejak dini."
"Maksud bapak?"......
"La ini ganas" saut bapak
Penasaran, aku mengambil lembaran kertas putih tersebut dari tangan bapak. Membaca.....
Lalu aku mengambil napas panjang.......DITEMUKAN SEL GANAS.
Antara tidak percaya, karena biopsi yang pertama hasilnya negatif. Bahkan kemarin, MAMMO & USG juga negatif. Kenapa jadi begini........
Allah Maha Kuasa. Semua terjadi atas kehendakNYA. Apapun maksudNYA, semoga kanker ini semakin mendekatkan aku padaNYA. Semoga kanker ini menggugurkan dosa2ku. Semoga kanker ini menjadi hikmah/pelajaran bagi orang2 disekitarku. Semoga kanker ini bermanfaat.
Sepanjang jalan aku terus berdoa. Belajar ikhlas atas kehendakNYA.
Dan meyakinkan bapak, bahwa aku tidak akan mati karena kanker. Aku akan mati ketika sudah waktunya. Jangan pernah menyalahkan kanker ini. Kanker ini adalah anugerah buatku.
ALHAMDULILLAHIRABBIL ALAMIN
Selalu membandingkan, antara yang kanan dan yang kiri. Oh sama, berarti aman.
Suatu saat, tiba-tiba aku menyadari kalau benjolan disebelah kiri lebih besar dari yang kanan. Tapi karena tidak mengganggu, aku masih tenang-tenang aja.
Sampai ketika bapak meminta untuk segera diperiksa ke dokter. Pastikan itu aman, kata bapak. Kalau ganas, harus segera dilakukan pengobatan, mumpung masih dini.
Aku setuju. Setelah browsing2 untuk cari informasi dan menguatkan mental, aku pergi ke RS Panti Rapih. Dokter onkologi menawarkan, diangkat benjolannya lalu diperiksa ke patologi....atau di biopsi untuk pemeriksaan patologi, baru dioperasi.
Aku memutuskan untuk dibiopsi dulu. Menunggu dokter yang lain, beberapa jam kemudian dilakukan biopsi. Benjolan diambil cairannya melalui jarum suntik. Disedot.
Ngga begitu sakit.
Tapi menunggu hasil pemeriksaan selama 3 hari, sangat tidak nyaman.
Dan ternyata hasilnya...tidak ditemukan sel ganas pada benjolan tersebut. Alhamdulillah.
Kembali kosultasi ke dokter onkologi RS Panti Rapih, dokter tetap menyarankan untuk segera diangkat. Dan membuatkan surat pengantar.
Bimbang. Aku mencari second opinion dari dokter lain. Setelah membaca hasil pemeriksaannya, dokter di Bandung ini menyarakan menunda operasi. Tunggu 3 bulan.
Kalau selama 3 bulan tidak membesar, benjolan ngga perlu diangkat.
Sambil menunggu 3 bulan, aku ditawari temennya bapak, minum herbal berupa jamu godog. Per paket idr.750 ribu untuk 20 hari. Jamu dikirim dari Surabaya.
Setelah paket ke 3, aku menyerah. Ngga kuat sama pahitnya.
Bayangkana, tiap hari harus minum 4 gelas jamu pahit. Buat aku yang ngga pernah minum jamu, karena ngga doyan pahit, itu sangat menyiksa.
Ternyata 3 bulan kemudian, alhamdulillah benjolan tidak membesar. Aku memutuskan tidak melalukan operasi.
Setengah tahun kemudian, aku merasakan benjolan mengeras. Meskipun tidak membesar.
Setelah berpikir dan berpikir, dan bertanya, juga rajin browsing....aku memeriksakan ke klinik onkologi di Kotabaru. Dokter menyarankan pemeriksaan MAMMOGRAFI, USG dan AJH/aspirasi jarum halus.
Loh kan dulu sudah ??.... Dokter minta diulang. Laahhhh.......
Karena alat mammografi di klinik tersebut rusak, aku disarankan periksa di KLINIK TULIP di RS Sarjito.
Sempat mencari alternatif tempat lain, karena membayangkan RS Sarjito yang 'ruwet dan kumuh'. Tapi akhirnya aku periksa di Klinik Tulip dengan pertimbangan peralatannya lengkap. Dan biayanya lebih murah dari pada ditempat lain.
Ternyata tempatnya nyaman, dan eksklusif. Khusus untuk urusan kanker. Pertama aku masuk ruangan untuk mammografi. Aku harus melepas baju bagian atas, tapi kerudung panjangku boleh dipakai. Rasanya nyaman hehee......dan ngga kedinginan. AC ruangannya dingin banget. Atau ruangannya yang kecil yaa....
Hasilnya......tidak ditemukan sel ganas. Alhamdulillah.....
Kedua, aku antri untuk USG. Alhamdulillah cuma beberapa orang.
Ternyata oh ternyata, dokternya ngga muncul2. Keselip kemana dok?
Setelah jam 14.00 akhirnya diganti dokter lain. Alhamdulillah. Karena kepalaku pulai puyeng dan kelaparan, gara2 kelamaan nunggu.
Hasilnya.....aman. Alhamdulillah.
Saran dokter, biopsi patologi, karena benjolannya keras.
Sayangnya ketika aku minta dilakukan AJH, ditolak. Alasannya sudah hampir jam 15.00. Malahan aku disarankan konsultasi sama dokter.
Lusanya aku konsultasi sama dokter. Apakah langsung operasi atau AJH ? Dokter minta AJH. Karena kalau tumor, hanya benjolannya yang dibuang. Tapi kalau kanker, payudara harus dibuang semua. Menghindari penyebaran.
Hari itu juga, aku melakukan AJH di Klinik Tulip. Dokternya perempuan pakai kerudung panjang, bicaranya sangat menenangkan. Dia bilang mau diambil 2 kali, di 2 sisi benjolan.
Pertama, lancar. Kedua, sempat ngadat ngga dapat2, tapi akhirnya selesai juga. Alhamdulillah.
Menunggu beberapa jam, hasilnya diserahkan. Aku tidak antusias untuk membuka amplop coklat tersebut. Karena dulu aku sudah pernah AJH, dan hasilnya tidak ada yang ganas. Mana mungkin sekarang jadi ganas. Info dari seorang teman facebook, seorang dokter onkologi di Bandung, sel jinak selamanya ngga akan menjadi ganas. Aku PD abis.
Diperjalanan bapak membuka amplopnya, dan membaca.
Kata bapak, " Ya sudah. Berarti harus segera dioperasi. Biar ngga menyebar kemana2. Untung ketahuan sejak dini."
"Maksud bapak?"......
"La ini ganas" saut bapak
Penasaran, aku mengambil lembaran kertas putih tersebut dari tangan bapak. Membaca.....
Lalu aku mengambil napas panjang.......DITEMUKAN SEL GANAS.
Antara tidak percaya, karena biopsi yang pertama hasilnya negatif. Bahkan kemarin, MAMMO & USG juga negatif. Kenapa jadi begini........
Allah Maha Kuasa. Semua terjadi atas kehendakNYA. Apapun maksudNYA, semoga kanker ini semakin mendekatkan aku padaNYA. Semoga kanker ini menggugurkan dosa2ku. Semoga kanker ini menjadi hikmah/pelajaran bagi orang2 disekitarku. Semoga kanker ini bermanfaat.
Sepanjang jalan aku terus berdoa. Belajar ikhlas atas kehendakNYA.
Dan meyakinkan bapak, bahwa aku tidak akan mati karena kanker. Aku akan mati ketika sudah waktunya. Jangan pernah menyalahkan kanker ini. Kanker ini adalah anugerah buatku.
ALHAMDULILLAHIRABBIL ALAMIN
Subhanallah. Semoga Bu ANi ikhlas dan pasrah .... semua ada maksud dan tujuannya bila dikaitkan dengan Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan pasrah serta keinginan hidup itu yang biasanya menjadikan menjadikan penderita dapat sehat kembali. Di FB Bandung Cancer Sociaety yang saya kelola saya postingkan beberapa tentang Kanker dan salah satunya yang survive bu. Bu Yanti pendirinya juga survivor dari Kanker Payudara....bisa tukar menukar informasi dengannya bu.
ReplyDeleteaamiin....trimakasih atas supportnya ya pak....insha Allah saya kontak bu Yanti. (semoga ga lupa heheee)
DeleteMbak mau tanya. . Benjolan mengeras disertai sakit tidak ya ? Saya mengalami hal yang sama dan lagi menunggu hasil dr dokter pantirapih juga. . Rasanya sakit kalo yg saya alami
Deletemba lucky, maaf baru sempat balas....
Deletebagaimana hasil pa nya?
semoga baik2 aja ya.....kalau punya saya ga sakit mba. katanya kalau kanker mmg ga sakit, kecuali sudah menyebar...
Buk ani saya juga ada benjolan tapi.ga sakit.dimulut vagina sebelah kanan. Dipegang kayak ngegeluncur gitu.bahaya ga itu buk...
ReplyDeleteassalamualaykum mba siti....
Deletebahaya atau engga itu yg tau dokter mba. silakan konsultasi sama dokter kandungan ya...
benjolannya memang ga sakit, sakitnya kalau infeksi aja.
itu kista bartolin , kalau benjolan dkt vagina...sy dulu juga ada , dan udah di operasi , alhamdulillah udh normal lagi...
DeleteSkg gmn mb kankernya? Pengobatan yg sdh dijalani apa sj? Mks
ReplyDeletePagi bu mau tanya apakah benjolan yg ibu alami bisa digeser2 ato menetap sj
ReplyDelete