Saturday, June 8, 2013

Rompi anti Kanker

Awal pemakaian rompi, aku merasa gerah bukan main, susah bernafas, agak mual, sering kentut dan BAB lebih sering dari biasanya.
Perlu adaptasi beberapa hari, akhirnya aku nyaman dengan rompi ini. Tinggal siap-siap kipas, kalau kepanasan.


Yaa.....semua perlu adaptasi. Aku harus adaptasi dengan anggota badanku yang baru, KANKER. Lalu aku pun harus adaptasi dengan rompi ini.
Pemakaian selama 16 jam, berarti all day aku bersama rompi. Kemanapun.

Hari ini tanggal 8 juni, tepat sebulan aku berkenalan dengan rompi ini. Alhamdulillah, benjolan yg dulunya besar dan keras, sekarang jauh mengecil dan lunak.
Alhamdulillah....trimakasih pak Warsito.

Rompi anti kanker ini diciptakan oleh Prof. Dr. Warsito Purwo Taruno (46 tahun) seorang ilmuwan tingkat dunia.

Lulus dari SMA Negeri 1 Karanganyar, Solo, melanjutkan sekolah ke Fakultas Teknik Kimia UGM. Belum genap sebulan kuliah di UGM, mendapatkan beasiswa ke Jepang. 
Studi S-1, ia tempuh di Tokyo International Japanese School, Tokyo. Melanjutkan studi S-2 di Shizouka University jurusan Chemical Engineering. Di universitas yang sama, beliau meraih gelar M. Eng tahun 1994 dan gelar Ph.D Electronic Science and Technology tahun 1997.  Beliau sempat 2 tahun mengajar di universitas tersebut. 
Saat menyelesaikan tugas akhir mahasiswa S-1 tahun 1991, Warsito memulai sebuah riset tentang menembus pandang sebuah objek (sekarang disebut TOMOGRAFI). Dia melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.
Setelah menyelesaikan S-3, ketika Dr. Warsito menghadiri konferensi di Belanda, bertemu dengan seorang profesor dari Amerika yang kemudian mengajaknya melakukan riset di Amerika Serikat. Tahun 1999, beliau hijrah ke Amerika dan bertemu dengan Professor Liang-Shih Fan dari Ohio State University (OSU). Keduanya bekerja sama di laboratorium Industrial Research Consortium milik OSU dan mengembangkan riset tomografi volumetrik. 

Dr. Warsito kemudian mengembangkan Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) Edwar Technology, pusat riset dan produksi sistem tomografi 4D yang pertama di dunia, di sebuah ruko dua lantai yang berpusat di Tangerang, Banten. Dari tempat itu lahir teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). 
Tahun 2004, risetnya selesai tapi masih dalam bentuk prototipe. Meski begitu, temuannya segera menjadi incaran sejumlah perusahaan minyak terkemuka di Amerika Serikat dan lembaga antariksa NASA. Sebab teknologi temuan Dr. Warsito mengungguli kemampuan CT Scan dan MRI. Teknologi pemindai 4D pertama di dunia itu kemudian dipatenkan Dr. Warsito di Amerika Serikat pada lembaga paten internasional PTO/WO bernomor 60/664,026 tahun 2005 dan 60/760,529 tahun 2006. 
Pada dasarnya, ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography mirip dengan USG / CT Scan dan MRI yang banyak digunakan di dunia medis.  
Namun tak seperti CT Scan dan MRI yang hanya digunakan untuk melihat apa yang terjadi di dalam tubuh manusia, ECVT jauh lebih canggih karena pasien tak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang cuma menampilkan gambar dua dimensi. 
Sistem ECVT ini terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display. Dengan teknologi ini, pemindaian bisa dilakukan dari luar, tanpa menyentuh obyek bahkan obyek yang bergerak dengan kecepatan tinggi. 
Hingga saat ini, CTECH Labs Edwar Technology terus mengembangkan teknologi tomografi volumetric untuk berbagai aplikasi. Meskipun berskala kecil, institusi yang dibangunnya mempunyai reputasi tinggi di dunia dan mampu menjalin kerja sama dengan lembaga riset dan universitas kelas dunia seperti Ohio State University (Amerika Serikat), National Natural Scince Laboratory of Japan (RIKEN, Japan), Universitas Tehnologi Nanyang(Singapore) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (Malaysia)

Alat terbaru yang sedang dikembangkan Dr. Warsito dan timnya adalah ECCT (electro capasitive cancer treatment) sebuah alat pembasmi kanker payudara dan kanker otak. Alat yang berbasis teknologi ECVT ini ada empat perangkat yakni brain activity scanner, breast activity scanner, brain cancer electro capacitive therapy, dan breast cancer electro capacitive therapy. 
Brain activity scanner dibuat sejak Juni 2010. Alat tersebut berfungsi mempelajari aktivitas otak manusia secara tiga dimensi. Bentuk alat tersebut mirip helm dengan puluhan lubang connector yang dihubungkan dengan sebuah stasiun data akuisisi yang tersambung dengan sebuah komputer. Alat itu bisa mendeteksi ada tidaknya sel kanker di otak. Dengan alat itu, bisa melihat seberapa parah kanker otak yang diderita pasien. 
Breast activity scanner diciptakan pada September 2011, juga berfungsi mendeteksi adanya sel kanker di tubuh. 
Selain dua alat tersebut, Dr. Warsito melengkapinya dengan membuat brain cancer electro capacitive therapy dan breast cancer electro capacitive therapy. Dua alat berbasis gelombang listrik statis dengan tenaga baterai itu terbukti dapat membunuh sel kanker. Setelah menggunakan alat ini, reaksi tubuh pasien akan mengeluarkan keringat, bukti alat tersebut bekerja baik. 
Dr Warsito telah membuktikan keampuhan alat ciptaannya kepada kakak perempuannya yang menderita kanker payudara stadium IV.
Untuk brain cancer electro capacitive therapy, Dr. Warsito mencoba mengenakannya kepada seorang pemuda berusia 21 tahun yang menderita penyakit kanker otak kecil (cerebellum). Kondisi pemuda itu sudah lumpuh total dan tidak bisa menelan makanan atau minuman. Setelah seminggu pemakaian alat tersebut, pemuda itu sudah bisa bangun dari tempat tidur serta menggerakkan tangan dan kaki.  Dalam terapi ini, Dr. Warsito bekerja sama dengan tim dokter ahli radiologi dan onkologi dari sebuah rumah sakit besar di Jakarta
Meski sudah mendapatkan hasil yang luar biasa, Dr. Warsito mengakui bahwa alat yang sudah dipakai oleh pasien di Indonesia, India, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Eropa, China, dan Taiwan itu, masih dalam taraf penelitian yang perlu dielaborasi lebih jauh. 

Berkat kerja keras dan peranannya dalam mengharumkan dunia sains Indonesia di mata internasional, Dr. Warsito sudah menerima sejumlah penghargaan. Ayah empat putra ini pernah menerima Achmad Bakrie Award 2009 ; terpilih menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” Versi Majalah Gatra tahun 2008 ; “10 Tokoh yang Mengubah Indonesia” versi majalah Tempo tahun 2006 ; Anugerah dari American Institute of Chemist Foundation Outstanding Post-doctoral Award tahun 2002. Pada awal kariernya pada 1985, Dr. Warsito sempat meraih Baiquni Award bidang sains dan matematika dari UGM. 

Demi memajukan dunia penelitian di Indonesia, Dr. Warsito ikut mendirikan organisasi bernama Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI). Sejak tahun 2005, Dr. Warsito yang didaulat menjadi Ketua Umum MITI, telah membangun jaringan MITI di seluruh Indonesia dan luar negeri terutama MITI-Mahasiswa di lebih dari 50 kampus di 26 provinsi di seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan MITI adalah meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa Indonesia dan pengembangan SDM mahasiswa Indonesia.



Buat yang membutuhkan alat tersebut, nih info lengkapnya.....
                  
                  ALAM SUTRA      Jl.Jalur Sutra Kavling Spektra 
                  Blok 23B-C No.10-11   Alam Sutra 
                  Tangerang  Selatan   (Serpong) Kode Pos 15325 
                  Telp.021-29315015

Waktu layanan pasien pk.09 - 16 wib.  
Hari Senin - Kamis     :  Registrasi dan pemeriksaan pasien baru  
Hari Jumat                    :  Konsultasi untuk pasien lama   
Hari Sabtu-Minggu    :  Tutup           

A. Untuk area Jabodetabek datang langsung ke kantor PT.Edwar dengan membawa :
1.     Fotocopy KTP Pasien
2.     Fotocopy Wali / Perwakilan
3.     Data-data hasil pemeriksaan medis seperti : (salah satu)
  a.    CT Scan
  b.    PET Scan
  c.    Mammography
  d.    MRI

B. Untuk area diluar Jabotabek, bisa dikirim via paket ke alamat 
          CTech Laboratory. 
          Jl. Jalur Sutera Ruko Spectra kav.23C no.10-11 
          Alam Sutera Tangerang 15117.


Perlu diketahui bahwa alat pembasmi kanker tersebut dibuat secara khusus untuk setiap pasien sesuai dengan kondisi penyakit pasien. Jadi pasien harus mengirimkan data-data pemeriksaan medis dan data fisik terlebih dahulu untuk bisa dibuatkan alat tersebut.
Setelah pasien memakainya dan dinyatakan sembuh (bersih dari kanker), alat tersebut harus dikembalikan lagi kepada Ctech Lab.

 

Manusia hanya wajib berusaha, kesembuhan datangnya dari Allah.  
INFORMASI INI SIFATNYA NON KOMERSIAL. HANYA ATAS DASAR PEDULI SESAMA. SILAHKAN KONFIRMASI ULANG  ke 021-29315015

20 comments:

  1. Alamat kelinik DR.Warsito yang Baru di KAWASAN ALAM SUTRA Jl.Jalur Sutra Kavling Spektra Blok 23B-C No.10-11 Alam Sutra Tangerang selatan (Serpong) Kode Pos 15325
    ...Selalu semangat dan Jangan lupa berdoa...!!!

    ReplyDelete
  2. Maturnuwun mas Heru atas ralatnya.....padahal tiap bulan saya kesana hehee.....Insha Allah secepatnya saya update blognya.
    Skali lagi trimakasih yaa....

    ReplyDelete
  3. Ass.. Mba.. Kalo boleh tau u/ masalah biaya brp yah? Saya didiagnosa dokter ada 5 tumor jinak dikiri 3 dikanan 2 saya ingin sekali ke dr. Warsito tp blm ada kesempatan.. Dan kalo boleh infonya prosedur/ hal- hal apa saja yg dilakukan ketika sampai di tempat praktek dr.warsito? Mhn balasannya .. Terimakasih bnyk.. Wass.. :)

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum.
    Kalau yg saya pakai, sewa rompi sekitar 5 juta. Nanti kalau rompi kita kembalikan, ada sekitar 800 ribu yg akan kita terima. Kayak deposit gitulah.
    Catatan dari DR Warsito, pengobatan untuk tumor lebih lamban, daripada untuk kanker. Karena pembelahan sel kanker itu sangat cepat, sedangkan pembelahan sel tumor tidak tentu waktunya.
    Begitu datang langsung ambil nomer urut, kemudian registrasi dan administrasi/pembayaran sesuai nomer antrian/dipanggil. Nanti akan di scanning, diukur supaya alatnya sesuai ukuran badan, lalu konsultasi. Setelah ambil alatnya, langsung bisa pulang.
    Oh ya, jangan lupa membawa hasil pemeriksaan medis yg terbaru.
    The sooner the better. Semoga lekas sembuh ya mba
    Wassalam

    ReplyDelete
  5. Ass.. Makasih mba atas infonya .. Kalo boleh mnt pin sama nomer hpnya .. Biar ngobrolnya lebih enak mba.. Kalo boleh tolong kirimin ke email aku ya mba dhitaadhit33@yahoo.com Hihi mksh ya mba maaf ngerepotin wass..

    ReplyDelete
  6. ass..rekam medis pake USG bisa kan ya bu?

    ReplyDelete
  7. wa'alaikum salam mba ningsih.....mohon maaf terlambat balasnya.....ya mba, pake USG bisa.....

    ReplyDelete
  8. Kalo beli rompi nya aja bisa ga mba?

    ReplyDelete
  9. ya harus dilihat kankernya apa dan dimana dulu mba/mas.....

    ReplyDelete
  10. Mbak, gmana perkembangan kesehatan Mbak Ani setelah menggunakan ECCT ini..? Apakah kankernya bisa sembuh..?
    Di keluarga saya ada 3 penderita kanker payudara, Ibu saya, Tante Saya, dan Istri kakak saya. Saya berharap ECCT ini bisa menjadi pengobatan alternatif untuk keluarga saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya, Tante dan Istri kakak saya baru hanya melakukan operasi kecil saja (Biopsi) sedangkan ibu saya sudah melakukan operasi pengangkatan payudara total.

      Delete
  11. alhamdulillah kanker saya membaik mas....minimal masih bisa dikontrol, meskipun tanpa operasi. Bagaimana kondisi ibu, tante dan kakak iparnya? sudah ke klinik p warsito?....semoga segera sehat kembali yaa.....salam buat beliau-beliau. tetep istighfar, tetep sabar, tetep bersyukur, dan tetep semangat....kalau saya itu kuncinya.
    alhamdulillah masih bertahan sampai thn ke3, semoga terus bertahan. aamiin....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin...
      Semoga mbak Anii bisa diberi kesehatan dan kesembuhan serta umur panjang mbak.
      Ibu saya belum sempat untuk ke Jakarta, kmi dari sumatera.
      Saya baru cari2 testimoni pejuang kanker yang telah mencoba ECCT. Ternyata mbaknya bisa bertahan tanpa operasi sampai tahun k3. Wow.. Ini membuat saya sedikit yakin untuk mencoba pengobatan ini. Ibu saya memang sudah melakukan operasi pengangkatan total, tapi dokter masih menyarankan untuk kemoterapi karna katanya sel-sel kankernya masih ada. Kami sekeluarga kurang setuju dengan kemoterapi, karna kemo bukan solusi terbaik untuk kanker. Makanya kami sekeluarga ingin mencoba ECCT, karna ECCT tidak memiliki efek samping seburuk kemoterapi.

      Terimakasih atas sharingnya mbak, semoga mbak, ibu, tante, kak2 ipar, dan para pejuang kanker lainnya bisa diberi ketabahan, kesehatan dan kesembuhan. Amiin.

      Delete
  12. aamiin...aamiin ya Rabbal alamin....trimakasih banyak atas support dan doanya mas.....salam buat ibu, smg beliau dilimpahkan kekuatan dan keikhlasan. aamiin

    ReplyDelete
  13. Apakah pasiennya harus datang sediri atau cukup anggota keluarga yang membawa data medis? Kaka saya terdiagnosa kanker rektum stadium lanjut..

    ReplyDelete
  14. mungkin bisa mas...coba hubungi by phone aja dulu....
    salam buat kakaknya, smg diberi kekuatan dan keikhlasan. tetep semangat pokoknya yaa.....

    ReplyDelete
  15. Saya ingin konsultasi tentang rompi dr warsito

    ReplyDelete
    Replies
    1. assalamualaikumusalam mba yulis....maaf saya baru sempat buka laptop. bagaimana kabarnya? konsultasi silakan hubungi klinik ya mba...

      Delete
  16. Asalamualaikum,,,mba Ani sy mao tnya,ibu sy diagnosa dktr kanker dah stadium 4.sy ingin brbat k dktr Warsito,klo untuk pasien baru langsung d bw ataw konsul dulu,d tunggu jwbnya makasih

    ReplyDelete
  17. Untuk pengobatan d dr Warsito,menerima BBJS tidak?

    ReplyDelete